a. Bagi orang yang ragu dalam beriman, hendaklah mohon perlindungan
kepada Allah. HR. Al-Bukhari 6/336 dengan Fathul Bari dan Muslim 1/120.
b. Berhenti dari keraguannya. HR. Al-Bukhari 6/336 dengan Fathul Bari
dan Muslim 1/120.
Hendaklah mengatakan:
آمَنْتُ بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ
Aamantu billaahi wa rusulih.
Aku beriman kepada Allah dan kebenaran para rasul yang diutus oleh-Nya.
HR. Muslim 1/119-120.
Hendaklah membaca firman Allah ta'ala:
هُوَ الْأَوَّلُ وَالْآخِرُ وَالظَّاهِرُ
وَالْبَاطِنُ ۖ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Huwal awwalu wal aakhiru wazh-zhoohiru wal baathinu, wa huwa bikulli
syai-in 'aliim.
Dia-lah yang Awal (Allah telah ada sebelum segala sesuatu ada), yang
Akhir (Di saat segala sesuatu telah hancur, Allah masih tetap kekal), yang
Dhahir (Dia-lah yang nyata, sebab banyak bukti yang menyatakan adanya Allah),
yang Bathin (tidak ada sesuatu yang bisa menghalangiNya. Allah lebih dekat
kepada hambaNya daripada mereka pada dirinya). Dia-lah Yang Maha Mengetahui
atas segala sesuatu. (Al-Hadid [57]: 3). HR. Abu Dawud 4/329. Menurut pendapat
Al-Albani, hadits di atas adalah hasan dalam Shahih Abu Dawud 3/962.
2. Doa Agar Terhindar Dari
Syirik
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ أَنْ
أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لاَ أَعْلَمُ
Allaahumma innii a'uudzu bika an usyrika bika wa anaa a'lam, wa
astaghfiruka limaa laa a'lam.
Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu agar tidak
menyekutukanMu, sedang aku mengetahuinya, dan minta ampun terhadap apa yang
tidak aku ketahui.
HR. Ahmad dan imam yang lain 4/403, lihat Shahihul Jami' 3/233, dan
Shahihut Targhrib wat Tarhib oleh Al-Albani 1/19.
3. Doa Berlindung Dari Empat Hal
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُبِكَ مِنْ
عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ، وَمِنْ قَلْبٍ لَا يَخْشَعُ، وَمِنْ نَفْسٍ لَا تَشْبَعُ،
وَمِنْ دَعْوَةٍ لَا يُسْتَجَابُ لَهَا
Allaahumma innii a'uudzu bika min 'ilmin laa yanfa', wa min qolbin laa
yakhsya', wa min nafsin laa tasyba', wa min da'watin laa yustajaabulahaa.
Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak
bermanfaat, hati yang tidak khusyuk, jiwa yang tidak merasa kenyang (puas), dan
dari doa yang tidak dikabulkan.
HR. Muslim no. 2722 dari Zaid bin Arqam.
Pelajaran dan faedah:
- Anjuran kepada kita agar senantiasa berdoa dan memohon perlindungan kepada Allah ta’ala dari empat perkara yang disebutkan di dalam hadits ini.
- Di dalam hadits ini terdapat petunjuk bahwa Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam banyak berlindung kepada Allah dari empat keburukan, padahal beliau adalah hamba Allah yang paling bertakwa dan telah mendapat jaminan dari Allah berupa pengampunan terhadap dosa-dosanya yang telah lalu maupun yang akan datang. Maka kita sebagai umatnya yang menginginkan keselamatan dan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat agar semakin semangat dalam memperbanyak bacaan doa tersebut.
Keterangan:
• Ilmu yang tidak bermanfaat. Maksudnya: ilmu yang tidak mendatangkan
manfaat bagi pemiliknya di dunia dan akhirat. Akan tetapi justru ilmu tersebut
menjadi bencana dan penyebab kesengsaraan dan kebinasaannya. Dengan sebab ilmu
tersebut dia menjadi orang yang tersesat di dunia dari jalan Allah yang lurus,
dan di akhirat menyebabkan dirinya disiksa oleh Allah di alam kubur maupun di
dalam api neraka. Nau’udzu billah min dzalik.
Beberapa ilmu yang tidak bermanfaat bagi pemiliknya:
• Ilmu Sihir. Mempelajari, mengajarkan dan mempraktekkan ilmu ini
hukumnya haram, dan bahkan merupakan kekufuran. Allah ta’ala berfirman: “Dan
mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan
Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal
Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan itulah
yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia…”.
(Al-Baqarah [2]: 102).
• Ilmu Kalam dan Ilmu Filsafat. Ilmu ini termasuk ilmu yang tidak
bermanfaat karena banyak mudharatnya. Bahkan dapat menjerumuskan orang yang
mempelajarinya ke dalam keragu-raguan terhadap suatu kebenaran, kebingungan dan
kesesatan.
Imam Ahmad bin Hanbal berkata: “Tidak akan beruntung selama-lamanya
ahli ilmu kalam”.
Imam Syafi’i menegaskan: “Hukuman yang saya tetapkan bagi para ahli
ilmu kalam adalah mereka diarak mengelilingi kabilah-kabilah dan dikatakan
kepada mereka, ‘ini balasan bagi orang meninggalkan Al-Quran dan As-Sunnah
serta menyibukkan diri dengan ilmu Kalam’.”
Imam Malik mengatakan: “Seandainya ilmu Kalam termasuk kategori ilmu
(yang disyariatkan) maka tentu para sahabat yang lebih dahulu membahasnya, akan
tetapi ilmu Kalam adalah sebuah kebatilan dan mengajak pada kebatilan”.
• Termasuk ilmu yang tidak bermanfaat adalah ilmu syar’i yang bersumber
dari Al Quran dan As-Sunnah namun pemiliknya tidak mengambil manfaat darinya;
tidak diamalkan, tidak diajarkan dan tidak merubah perangai dan akhlaknya.
Bahkan aqidah, ibadah dan muamalahnya bertentangan dengan ilmu syar’i yang
dimilikinya itu.
Seorang ulama tabi’in yang bernama Hasan Al-Bashri pernah mengatakan:
“Ilmu itu ada dua macam: ilmu yang ada dalam hati, itulah ilmu yang bermanfaat,
dan ilmu yang hanya ada pada lisan yang merupakan alasan bagi Allah untuk
menyiksa seorang hamba”.
• Hati yang tidak khusyu’. Maksudnya: hati yang tidak mampu menghayati
dan merenungkan ayat-ayat Allah dan tidak merasakan ketenangan di dalam hatinya
pada saat berdzikir kepada Allah, serta tidak merasa takut kepada-Nya.
Allah ta’ala berfirman dalam beberapa ayat Al-Qur’an tentang ciri-ciri
orang yang beriman: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi
tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah
hati menjadi tenteram.” (Ar-Ra’ad [13]: 28).
Di dalam ayat yang lain Allah berfirman: “Sesungguhnya orang-orang yang
beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati
mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayatNya bertambahlah iman
mereka (karenanya) dan hanya kepada Rabblah mereka bertawakkal.” (Al-Anfaal
[8]: 2).
• Doa yang tidak didengarkan oleh Allah. Jika kita berdoa kepada Allah
dengan meminta segala hajat dunia dan akhirat, dan ternyata Allah tidak
mendengar doa dan permohonan kita, apalagi mengabulkannya, maka ini termasuk
musibah dan kerugian yang paling besar yang menimpa kita. sebab kita semua
adalah hamba-hamba-Nya yang sangat fakir di hadapan-Nya.
Doa atau permohonan seorang hamba tidak didengar oleh Allah disebabkan
beberapa hal, di antaranya:
- Tidak ikhlas dalam berdoa.
- Doa untuk perbuatan dosa dan memotong tali silaturahim.
- Tergesa-gesa agar Allah segera mengabulkan doanya.
- Memperoleh harta dengan cara yang haram, serta mengkonsumsi makanan dan minuman yang haram.
- Meninggalkan kewajiban amar ma’ruf nahi munkar.
- Jiwa yang tidak kenyang. Maksudnya: jiwa yang tidak pernah merasa qona’ah (puas dan cukup) dan tidak bersyukur atas segala nikmat duniawi yang Allah anugerahkan kepadanya. Adapun tidak pernah merasa puas terhadap kenikmatan ukhrawi dan ingin agar selalu ditambahkan kepadanya, maka hal tersebut tidak tercela, bahkan sangat terpuji dan diperintahkan oleh Allah dan rasul-Nya, sebagaimana firman Allah: “…dan katakanlah: Wahai Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan (yang bermanfaat, pent).” (Thaha [20]: 114).
4. Doa Menolak Firasat Buruk
اَللَّهُمَّ لاَ طَيْرَ إِلاَّ طَيْرُكَ،
وَلاَ خَيْرَ إِلاَّ خَيْرُكَ، وَلاَ إِلَـٰهَ غَيْرُكَ
Allaahumma laa thoiro illaa thoiruk, wa laa khoiro illaa khoiruk, wa
laa ilaaha ghoiruk.
Ya Allah, tidak ada kesialan kecuali kesialan yang Engkau tentukan, dan
tidak ada kebaikan kecuali kebaikanMu, serta tidak ada sesembahan yang berhak
disembah kecuali Engkau.
HR. Ahmad 2/220, Ibnus Sunni no. 292, dan lihat Al-Ahadits
Ash-Shahihah, no. 1065.
5. Doa Berlindung Dari
Keburukan Tetangga, Istri, Anak, Harta Dan Teman Dekat
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ
جَارِ السُّوْءِ، وَمِنْ زَوْجٍ تُشَيِّبُنِيْ قَبْلَ المَشِيْبِ، وَمِنْ وَلَدٍ
يَكُوْنُ عَلَيَّ رَبًّا، وَمِنْ مَالٍ يَكُوْنُ عَلَيَّ عَذَابًا، وَمِنْ
خَلِيْلٍ مَاكِرٍ عَيْنُهُ تَرَانِيْ، وَقَلْبُهُ يَرْعَانِيْ، إِنْ رَأَى
حَسَنَةً دَفَنَهَا، وَإِذَا رَأَى سَيِّئَةً أَذَاعَهَا
Allaahumma innii a'uudzu bika min jaarissuu', wa min zaujin
tusyayyibunii qoblal masyiib, wa min waladin yakuunu 'alayya robban, wa min
maalin yakuunu 'alayya adzaaban, wa min kholiilin maakirin, 'ainuhu taroonii,
wa qolbuhu yar'aanii, in ro'aa hasanatan dafanahaa, wa idzaa ro'aa sayyi'atan
adzaa'ahaa.
Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari tetangga yang buruk, dan dari
istri yang membuatku beruban sebelum waktunya, dan dari anak yang menguasaiku,
dan dari harta yang menjadi azab atasku, dan dari teman dekat pembuat makar,
matanya melihatku sedang hatinya mengawasiku, jika ia melihat kebaikan pada
diriku maka ia menyembunyikannya, dan jika ia melihat keburukan maka ia
menyebarkannya.
HR. Ath-Thabrani dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu, Ash-Shahihah:
3137.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu, ia berkata, dahulu diantara doa
yang dibaca Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam adalah: (doa di atas).
6. Doa Berlindung Dari Hilang Nikmat, Berubah
Afiat, Bencana Dan Kemurkaan Allah
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ
زَوَالِ نِعْمَتِكَ، وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ، وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ، وَجَمِيْعِ
سَخَطِكَ
Allaahumma innii a'uudzu bika min zawaali ni'matik, wa tahawwuli
'aafiyatik, wa fujaa-ati niqmatik, wa jamii'i sakhathik.
Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari hilangnya nikmat-Mu, dari
berubahnya afiat-Mu, dari bencana yang datang tiba-tiba dan dari semua
kemurkaan-Mu.
HR. Muslim.
7. Doa Berlindung Dari Keadaan Berat,
Kesengsaraan, Keburukan Takdir Dan Kegembiraan Musuh
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنْ
جَهْدِ البَلاَءِ، وَدَرَكِ الشَقَاءِ، وَسُوءِ القَضَاءِ، وَشَمَاتَةِ
الأَعْدَاءِ
Allaahumma innii a'uudzu bika min jahdil balaa', wadarakisy-syaqoo',
wasuu-il qodhoo', wasyamaatatil a'daa'.
Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari keadaan yang
berat, kesengsaraan, keburukan takdir dan kegembiraan musuh atas musibah yang
menimpaku.
HR. Bukhari dan Muslim.
8. Bila Takut Mengenai Sesuatu Dengan Matanya
('Ain)
Apabila seseorang di antara kamu melihat dari saudaranya, diri atau
hartanya yang menakjubkan, maka hendaklah mendoakan berkah kepadanya.
Sesungguhnya 'ain (kena mata) itu adalah benar.
HR. Ahmad 4/447, Ibnu Majah dan Malik. Dinyatakan shahih oleh Al-Albani
dalam Shahihul Jami' 1/212, dan lihat Zadul Ma'ad 4/170, tahqiq Al-Arnauth.
9. Bila Malam Tiba
Apabila kegelapan malam telah tiba -atau kamu masuk di waktu malam-,
maka tahanlah anak-anakmu, sesungguhnya setan pada saat itu bertebaran. Apabila
malam telah terlewati sesaat, maka lepaskan mereka, tapi tutuplah pintu dan
sebut nama Allah (baca: Bismillaah). Sesungguhnya setan tidak membuka pintu
yang tertutup, ikatlah gerabahmu (tempat air dari kulit) dan sebutlah nama
Allah. Tutuplah tempat-tempatmu dan sebutlah nama Allah, sekalipun dengan melintangkan
sesuatu di atasnya, dan padamkan lampu-lampumu.
HR. Al-Bukhari dengan Fathul Bari 10/88, Muslim 3/1595.
10. Doa Berlindung Dari
Sifat Lemah, Malas, Pengecut Dan Pikun
اَللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ
الْعَجْزِ، وَالْكَسَلِ، وَالْجُبْنِ، وَالْهَرَمِ
Allaahumma innii a'uudzu bika minal 'ajzi, wal kasali, wal jubni, wal
haromi.
Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, rasa malas,
pengecut/rasa takut dan pikun.
HR. Muslim no. 2706.
11. Doa Berlindung Dari
Sifat Malas, Pengecut/Lemahnya Hati, Pikun/Usia Tua Dan Kikir
اَللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ
الْكَسَلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْهَرَمِ،
وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْبُخْلِ
Allaahumma innii a'uudzu bika minal kasali, wa a'uudzu bika minal
jubni, wa a'uudzu bika minal haromi, wa a'uudzu bika minal bukhli.
Ya Allah, aku meminta perlindungan pada-Mu dari rasa malas, aku meminta
perlindungan pada-Mu dari lemahnya hati, aku meminta perlindungan pada-Mu dari
usia tua (yang sulit untuk beramal) dan aku meminta perlindungan pada-Mu dari
sifat kikir (pelit).
HR. Bukhari. Bukhari: 83-Kitab Ad Da'awaat, 41-Bab Meminta Perlindungan
dari Umur yang Sulit Untuk Beramal.
Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata, Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam biasa meminta perlindungan melalui doa: (doa di atas).
12. Doa Berlindung Dari
Sifat Lemah, Malas, Pengecut, Pikun, Kikir, Siksa Kubur Dan Fitnah Kehidupan
Dan Kematian
اَللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ
الْعَجْزِ، وَالْكَسَلِ، وَالْجُبْنِ، وَالْهَرَمِ، وَالْبُخْلِ، وَأَعُوذُ بِكَ
مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ
Allaahumma innii a'uudzu bika minal 'ajzi, wal kasali, wal jubni, wal
haromi, wal bukhli, wa a'uudzu bika min 'adzaabil qobri, wa min fitnatil mahyaa
wal mamaati.
Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, rasa malas,
pengecut/rasa takut, pikun/kejelekan di waktu tua, dan sifat kikir. Dan aku
juga berlindung kepada-Mu dari siksa kubur serta fitnah/bencana kehidupan dan
kematian.
HR. Bukhari no. 6367 dan Muslim no. 2706.
Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam biasa membaca doa: (doa di atas).
Faedah dari hadits di atas:
- Dianjurkan untuk membiasakan doa tersebut.
- Doa tersebut berisi permintaan agar kita diberi keselamatan terhindar dari sifat-sifat jelek yang disebutkan di dalamnya.
- Doa tersebut berisi permintaan agar kita tidak terjerumus dalam sifat-sifat jelek tersebut.
- Meminta perlindungan dari sifat 'ajz, yaitu tidak adanya kemampuan untuk melakukan kebaikan. Demikian keterangan dari An Nawawi rahimahullah.
- Meminta perlindungan dari sifat kasal, yaitu tidak ada atau kurangnya dorongan (motivasi) untuk melakukan kebaikan padahal dalam keadaan mampu untuk melakukannya. Inilah sebagaimana yang dijelaskan oleh An Nawawi rahimahullah. Jadi 'ajz itu tidak ada kemampuan sama sekali, sedangkan kasal itu masih ada kemampuan namun tidak ada dorongan untuk melakukan kebaikan.
- Meminta perlindungan dari sifat al jubn, artinya berlindung dari pengecut/rasa takut (lawan dari berani), yaitu berlindung dari sifat takut untuk berperang atau tidak berani untuk beramar ma'ruf nahi mungkar. Juga doa ini bisa berarti meminta perlindungan dari hati yang lemah.
- Meminta perlindungan dari al harom, artinya berlindung dari pikun/kembali pada kejelekan umur (di masa tua). Ada apa dengan masa tua? Karena pada masa tua, pikiran sudah mulai kacau, kecerdasan dan pemahaman semakin berkurang, dan tidak mampu melakukan banyak ketaatan.
- Meminta perlindungan dari sifat bukhl, artinya berlindung dari sifat pelit (kikir). Yaitu doa ini berisi permintaan agar seseorang bisa menunaikan hak pada harta dengan benar, sehingga memotivasinya untuk rajin berinfak (yang wajib atau yang sunnah), bersikap dermawan dan berakhlak mulia. Juga doa ini memaksudkan agar seseorang tidak tamak dengan harta yang tidak ada padanya.
- Meminta perlindungan dari siksa kubur. Menunjukkan adanya siksa dan fitnah kubur, karena bagaimana mungkin sesuatu yang dimintai perlindungan, namun hal itu tidak ada. Sungguh mustahil! Ibnu Hajar Al Makki mengatakan, "Dalam doa perlindungan terhadap siksa kubur ini terdapat bantahan telak terhadap Mu'tazilah yang mengingkari adanya siksa kubur."
- Meminta perlindungan dari fitnah (cobaan) ketika hidup dan mati. Ibnu Daqi Al 'Ied mengatakan, "Fitnah kehidupan adalah fitnah yang dihadapi manusia semasa ia hidup yaitu berupa fitnah-fitnah dunia (harta), fitnah syahwat, kebodohan dan yang paling besar dari itu semua –semoga Allah melindungi kita darinya– yaitu cobaan di ujung akhir menjelang kematian. Sedangkan fitnah kematian yang dimaksud adalah fitnah ketika mati. Fitnah kehidupan bisa kita maksudkan pada segala fitnah yang ada sebelum kematian. Boleh jadi fitnah kematian juga bermakna fitnah (cobaan) di kubur."
13. Doa Berlindung Dari
Sifat Malas, Pikun, Dosa, Hutang, Fitnah Dan Azab Kubur, Fitnah Dan Azab
Neraka, Fitnah Kekayaan Dan Kemiskinan Dan Fitnah Dajjal
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ
الْكَسَلِ وَالْهَرَمِ، وَالْمَأْثَمِ وَالْمَغْرَمِ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْقَبْرِ
وَعَذَابِ الْقَبْرِ، وَمِنْ فِتْنَةِ النَّارِ وَعَذَابِ النَّارِ، وَمِنْ شَرِّ
فِتْنَةِ الْغِنَى، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْفَقْرِ، وَأَعُوْذُ بِكَ
مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ
Allaahumma innii a'uudzu bika minal kasali wal haromi, wal ma'tsami wal
maghromi, wa min fitnatil qobri wa 'adzaabil qobri, wa min fitnatin-naari wa
'adzaabin-naari, wa min syarri fitnatil ghinaa, wa a'uudzu bika min fitnatil
faqri, wa a'uudzu bika min fitnatil masiihid-dajjaal.
Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kemalasan dan pikun/usia jompo,
perbuatan dosa dan hutang, fitnah kubur dan azab kubur, fitnah neraka dan azab
neraka, keburukan fitnah kekayaan, aku berlindung kepada-Mu dari fitnah
kemiskinan dan aku berlindung kepada-Mu dari fitnah Al-Masih Dajjal.
HR. Bukhari 6368.
14. Doa Berlindung Dari Sifat Pengecut, Pikun,
Fitnah Dunia Dan Azab Kubur
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ
الْجُبْنِ، وَأَعُوْذُ بِكَ أَنْ أُرَدَّ إِلَى أَرْذَلِ الْعُمُرِ، وَأَعُوْذُ
بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الدُّنْيَا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ
Allaahumma innii a'uudzu bika minal jubni, wa a'uudzu bika an urodda
ilaa ardzalil 'umuri, wa a'uudzu bika min fitnatid-dunyaa, wa a'uudzu bika min
'adzaabil qobr.
Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari sifat pengecut, aku berlindung
kepada-Mu kepada serendah-rendahnya usia (pikun), aku berlindung kepada-Mu dari
fitnah dunia, dan aku berlindung berlindung kepada-Mu dari adzab kubur.
HR. Bukhari 2822.
15. Doa Berlindung Dari Keburukan Amal
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ
شَرِّ مَا عَمِلْتُ، وَشَرِّ مَا لَمْ أَعْمَلْ
Allaahumma innii a'uudzu bika min syarri maa 'amiltu, wa syarri maa lam
a'mal.
Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari keburukan yang telah aku
perbuat dan keburukan yang belum aku perbuat.
HR. Muslim 2716.
16. Doa Agar Musibah Tidak
Menimpa Agama Dan Agar Dunia Bukan Sebagai Tujuan
وَلَا تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا فِي
دِيْنِنَا، وَلَا تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلَا مَبْلَغَ عِلْمِنَا
Wa laa taj'al mushiibatanaa fii diininaa, wa laa taj'alid-dunyaa akbaro
hamminaa wa laa mablagho 'ilminaa.
(Ya Allah) Janganlah Engkau jadikan musibah pada kami menimpa agama
kami, dan jangan pula Engkau jadikan dunia (harta dan kemewahan) sebagai
cita-cita terbesar kami dan tujuan utama dari ilmu kami.
HR. At-Tirmidzi V/528 no.3502, An-Nasa'I dalam As-Sunan Al-Kubro
VI/106, Al-Hakim I/528 dan Ibnu As-Sunny dalam Amalul Yaum wa Al-Lailah no.445.
Derajat hadits tersebut hasan (baik), sebagaimana dinyatakan oleh syaikh
Al-Albani di dalam Shohih Sunan At-Tirmidzi III/168 no.2783 dan Shohih Al-Jami’
I/400.
Keterangan:
Makna “Janganlah Engkau jadikan musibah pada kami menimpa agama kami”:
janganlah Engkau menimpakan kepada kami suatu musibah yang menyebabkan
berkurang atau hilangnya agama dan keimanan kami, seperti musibah berbuat
kemurtadan, kemusyrikan dan kekufuran, atau memiliki keyakinan yang sesat dan
batil, atau melalaikan kewajiban dan bermalas-malasan dalam menjalankan
ketaatan, melakukan hal-hal yang haram, atau berkuasanya orang-orang kafir dan
munafik atas kaum muslimin dsb.
Demikianlah maksud doa Nabi di atas, karena musibah dalam urusan agama
merupakan sebesar-besarnya musibah yang menimpa seorang hamba di dunia, dan hal
ini akan menyebabkan kesengsaraan dan kebinasaannya di akhirat kelak.
17. Doa Berlindung Dari
Kejelekan Pendengaran, Penglihatan, Lisan, Hati dan Mani/Kemaluan
اَللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ
شَرِّ سَمْعِى، وَمِنْ شَرِّ بَصَرِى، وَمِنْ شَرِّ لِسَانِى، وَمِنْ شَرِّ
قَلْبِى، وَمِنْ شَرِّ مَنِيِّى
Allaahumma innii a'uudzu bika min syarri sam'ii, wa min syarri
bashorii, wa min syarri lisaanii, wa min syarri qolbii, wa min syarri maniyyii.
Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan pada pendengaranku,
kejelekan pada penglihatanku, kejelekan pada lisanku, kejelekan pada hatiku,
dan kejelekan pada mani atau kemaluanku.
HR. An-Nasa’i no. 5446, Abu Daud no. 1551, Tirmidzi no. 3492. Al-Hafizh
Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan.
Syakal bin Humaid pernah mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
lantas ia meminta pada beliau untuk mengajarkannya bacaan ta’awudz yang biasa
ia gunakan ketika meminta perlindungan pada Allah. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam mengajarkan do’a dengan beliau memegang tanganku lalu beliau ajarkan,
ucapkanlah: (doa di atas).
Berlindung dari kejelekan pada mani, maksudnya: berlindung pada
kenakalan kemaluan. Demikian diutarakan dalam Syarh Al-Gharib.
Yang disebutkan dalam do’a di atas adalah dengan mani, yang maksudnya
merujuk pada kenakalan kemaluan. Doa itu berarti meminta perlindungan pada
Allah agar tidak terjerumus dalam zina atau terjerumus pula dalam
perantara-perantara menuju zina seperti mulai dari memandang, menyentuh,
mencium, berjalan, dan niatan untuk berzina dan semisal itu.
18. Doa Berlindung Dari Kesusahan, Kesedihan,
Lemah, Malas, Kikir, Penakut, Lilitan Hutang Dan Penindasan Orang
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ
الْهَمِّ وَالْحَزَنِ، وَالْعَجْزِ وَالْكَسَلِ، وَالْبُخْلِ وَالْجُبْنِ،
وَضَلَعِ الدَّيْنِ وَغَلَبَةِ الرِّجَالِ
Allaahumma innii a'uudzu bika minal hammi wal hazani, wal 'ajzi wal
kasali, wal bukhli wal jubni, wa dhola'id-daini wa gholabatir-rijaal.
Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kesusahan dan kesedihan, lemah
dan malas, kikir dan penakut, lilitan hutang dan penindasan orang.
HR. Al-Bukhari 7/158. Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam senantiasa
membaca doa ini, lihat kitab Fathul Baari 11/173.
19. Doa Berlindung Dari Kesusahan, Kesedihan,
Lemah, Malas, Penakut, Kikir, Lilitan Hutang Dan Penguasaan Orang
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ
الْهَمِّ وَالْحُزْنِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ، وَأَعُوْذُ
بِكَ مِنَ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ
وَقَهْرِ الرِّجَالِ
Allaahumma innii a'uudzu bika minal hammi wal huzni, wa a'uudzu bika
minal 'ajzi wal kasali, wa a'uudzu bika minal jubni wal bukhli, wa a'uudzu bika
min gholabatid-daini wa qohrir-rijaal.
Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kesusahan/kegelisahan dan
kesedihan, aku berlindung kepada-Mu dari lemah/ketidakmampuan dan kemalasan,
aku berlindung kepada-Mu dari sifat penakut dan kikir/pelit, dan aku berlindung
kepada-Mu dari lilitan hutang dan penguasaan (kesewenang-wenangan) orang.
HR Abu Dawud 4/353.
20. Doa Berlindung Dari
Fitnah Dan Azab Neraka, Dan Keburukan Kekayaan Dan Kemiskinan
اَللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ
فِتْنَةِ النَّارِ وَعَذَابِ النَّارِ، وَمِنْ شَرِّ الْغِنَى وَالْفَقْرِ
Allaahumma innii a'uudzu bika min fitnatin-naar wa 'adzaabin-naar, wa
min syarril ghinaa wal faqr.
Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari fitnah neraka dan adzab neraka,
dan dari keburukan kekayaan dan kefakiran.
HR. Abu Daud no. 1543. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini
shahih.
21. Doa Ketika Dihadang
Atau Diancam Orang Jahat
اَللَّهُمَّ اكْفِنِيْهِمْ بِمَا شِئْتَ
Allaahummak-finiihim bima syi'ta.
Ya Allah, cukupkanlah aku dari kejahatan mereka dengan cara yang Engkau
kehendaki.
HR. Muslim 3005.
Keterangan:
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Muslim, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam menceritakan tentang kisah ashabul ukhdud dan perjalanan
pemuda soleh bersama raja yang zalim. Dalam kisah itu, sang pemuda soleh ini
berkali-kali diancam oleh raja agar meninggalkan ajaran islam dan hendak
dibunuh oleh sang raja dengan beraneka macam cara, namun semuanya gagal.
Yang pertama, raja menyuruh prajuritnya untuk membawa pemuda ini ke
puncak gunung. Setelah sampai di puncak, lemparkan dia jika tidak mau keluar
dari Islam. Sesampainya di puncak gunung, pemuda soleh ini berdoa: (doa di
atas). Gunung itupun berguncang, hingga para prajurit itu berjatuhan. Sang
pemuda selamat dan dia mendatangi raja sendirian.
Kemudian sang raja menyuruh beberapa prajuritnya untuk membawa anak ini
di atas perahu dan dibawa ke tangah lautan. Jika sampai di tengah, ceburkan dia
ke laut. Setelah sampai di tengah laut, sang pemuda ini berdoa dengan doa yang
sama: (doa di atas). Perahu itupun terbalik dan semua tenggelam, namun Allah selamatkan
pemuda ini.
Diantara pelajaran yang bisa kita ambil dari hadis di atas adalah doa
ketika kita dihadang orang jahat atau mendapat ancaman dari orang yang hendak
bertindak jahat kepada kita.
Dibagikan melalui aplikasi "Apa Doanya". Tersedia untuk
Android, BlackBerry 10, Windows Phone/Desktop, Windows 10, Nokia X, Firefox OS
dan BlackBerry OS 6-7. Unduh di http://wp.me/p3ieiY-b