dakwahsunnah.com

radiorodja.com


1. Doa Qunut Witir 1

اَللَّهُمَّ اهْدِنِيْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ، وَعَافِنِيْ فِيْمَنْ عَافَيْتَ، وَتَوَلَّنِيْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ، وَبَارِكْ لِيْ فِيْمَا أَعْطَيْتَ، وَقِنِيْ شَرَّ مَا قَضَيْتَ، فَإِنَّكَ تَقْضِيْ وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ، وَإِنَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ، (وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ)، تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ

Allaahummah-dinii fiiman hadait, wa 'aafinii fiiman 'aafait, wa tawallanii fiiman tawallait, wa baarik lii fiimaa a'thoit, wa qinii syarro maa qodhoit, fa-innaka taqdhii wa laa yuqdhoo 'alaik, wa innahu laa yadzillu man waalait, (wa laa ya'izzu man 'aadait), tabaarokta robbanaa wa ta'aalait.

Ya Allah, berilah aku petunjuk sebagaimana orang yang telah Engkau beri petunjuk, berilah aku perlindungan (dari penyakit dan apa yang tidak disukai) sebagaimana orang yang telah Engkau lindungi, sayangilah aku sebagaimana orang yang telah Engkau sayangi. Berilah berkah pada apa yang Engkau berikan kepadaku, jauhkan aku dari kejelekan apa yang Engkau takdirkan, sesungguhnya Engkau yang menjatuhkan hukum, dan tidak ada orang yang memberikan hukuman kepadaMu. Sesungguhnya orang yang Engkau bela tidak akan terhina, (dan orang yang Engkau musuhi tidak akan mulia), Maha Suci Engkau, wahai Tuhan kami dan Maha Tinggi Engkau.

HR. Empat penyusun kitab Sunan, Ahmad, Ad-Darimi, Al-Hakim dan Al-Baihaqi. Sedang doa yang ada di antara dua kurung, menurut riwayat Al-Baihaqi. Lihat Shahih At-Tirmidzi 1/144, Shahih Ibnu Majah 1/194 dan Irwa'ul Ghalil, oleh Al-Albani 2/172.

Ketika witir, disyariatkan untuk melakukan qunut di rakaat terakhir.

Hadits selengkapnya:
Dari Hasan bin Ali radhiyallahu 'anhuma, beliau mengatakan: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengajariku beberapa kalimat, yang hendaknya kuucapkan ketika qunut shalat witir: (doa di atas).


2.  Doa Qunut Witir 2

اَللَّهُمَّ إِيَّاكَ نَعْبُدُ، وَلَكَ نُصَلِّيْ وَنَسْجُدُ، وَإِلَيْكَ نَسْعَى وَنَحْفِدُ، نَرْجُوْ رَحْمَتَكَ، وَنَخْشَى عَذَابَكَ، إِنَّ عَذَابَكَ بِالْكَافِرِيْنَ مُلْحِقٌ. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْتَعِيْنُكَ وَنَسْتَغْفِرُكَ، وَنُثْنِيْ عَلَيْكَ الْخَيْرَ، وَلاَ نَكْفُرُكَ، وَنُؤْمِنُ بِكَ، وَنَخْضَعُ لَكَ، وَنَخْلَعُ مَنْ يَكْفُرُكَ

Allaahumma iyyaaka na'budu, wa laka nushollii wa nasjudu, wa ilaika nas'aa wa nahfidu, narjuu rohmataka, wa nakhsyaa 'adzaabaka, inna 'adzaabaka bilkaafiriina mulhiq. Allaahumma innaa nasta'iinuka wa nastaghfiruka, wa nusynii 'alaikal khoiro, wa laa nakfuruka, wa nu'minu bika, wa nakh-dho'u laka, wa nakhla'u man yakfuruk.

Ya Allah, kepadaMu kami menyembah. UntukMu kami melakukan shalat dan sujud. KepadaMu kami berusaha dan melayani. Kami mengharapkan rahmatMu, kami takut pada siksaanMu. Sesungguhnya siksaanMu akan menimpa pada orang-orang kafir. Ya, Allah! Kami minta pertolongan dan minta ampun kepadaMu, kami memuji kebaikanMu, kami tidak ingkar kepada-Mu, kami beriman kepadaMu, kami tunduk padaMu dan berpisah pada orang yang kufur kepadaMu.

HR. Al-Baihaqi dalam As-Sunanul Kubra, sanadnya menurut pendapat Al-Baihaqi adalah shahih 2/211. Syaikh Al-Albani dalam Irwa'ul Ghalil 2/170 berkata: "Sanadnya shahih dan mauquf pada Umar."


3.  Doa Di Akhir Shalat Witir

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ، وَبِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوْبَتِكَ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْكَ، لاَ أُحْصِيْ ثَنَاءً عَلَيْكَ، أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ

Allaahumma innii a'uudzu biridhooka min sakhothika, wa bimu'aafaatika min 'uquubatika, wa a'uudzu bika minka, laa uhshii tsanaa-an 'alaika, anta kamaa ats-naita 'alaa nafsik.

Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung dengan keridhaan-Mu dari kemarahanMu, dan dengan keselamatanMu dari hukumanMu, dan aku berlindung kepadaMu dari siksaMu. Aku tidak mampu menghitung pujian dan sanjungan kepadaMu, Engkau adalah sebagaimana yang Engkau sanjungkan kepada diriMu sendiri.

HR. An-Nasa'i 1747, Abu Daud 1427 dan Turmudzi 3566, dinilai shahih oleh Al-Albani.

Hadis selengkapnya:
Dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu, beliau mengatakan: Bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam di penghujung shalat witirnya, beliau membaca: (doa di atas).

Kapankah doa ini dibaca?
Pada hadits di atas tidak dijelaskan kapan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam membaca doa tersebut ketika shalat witir. Dalam catatan untuk Sunan An-Nasa'i, As-Sindi mengatakan: Keterangan beliau "di penghujung shalat witirnya, beliau membaca…" mungkin maknanya adalah beliau baca di akhir tahajud, sehingga itu termasuk doa qunut, sebagaimana isyarat keterangan An-Nasa'i, mungkin juga dimaknai bahwa doa ini dibaca ketika duduk tasyahud akhir, dan ini makna yang tersirat dari hadis tersebut. (Dinukil dari Bughyatul Mutathawi', hlm. 30).

Akan tetapi disebutkan dalam kitab Amalul Yaum wa Lailah karya An-Nasai, demikian pula ibnu Sunni, bahwa Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu mengatakan: Saya menginap di rumah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam di suatu malam. Ketika beliau usai shalat dan bersiap di tempat tidurnya, beliau membaca: (doa di atas). (Muntaqa Amalul yaum wa Lailah An-Nasai, hlm. 25). Diantara kebiasaan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau kembali ke tempat tidur seusai melaksanakan shalat tahajud. Sambil mempersiapkan tempat tidurnya, beliau membaca doa tersebut.

Sementara itu, disebutkan dalam riwayat yang lain, dari A'isyah radhiyallahu 'anha, beliau mengatakan: Saya kehilangan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam di suatu malam, ternyata aku dapati beliau dalam keadaan sedang sujud, dan dua kaki beliau dipancangkan, sementara beliau membaca: (doa di atas). (HR. Ahmad 25655, An-Nasa'i 1100, Ibn Majah 3841, Ibnu Hibban dalam shahihnya 1932, Ibn Khuzaimah dalam shahihnya 655, dan dishahihkan Al-Albani).

Kesimpulan:
Berdasarkan dua riwayat ini, dapat kita simpulkan bahwa ada dua tempat untuk membaca doa ini ketika witir atau tahajud:

• Setelah shalat witir.
• Ketika sujud dalam shalat.

Allahu a'lam.


4.  Bacaan Setelah Salam Shalat Witir

(سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوْسِ (3×) (رَبِّ الْمَلاَئِكَةِ وَالرُّوْحِ

Subhaanal malikil qudduus (3x), (robbil malaa-ikati war-ruuh).

Maha suci Allah, Raja Yang Maha suci (3x, dan yang ketiga, beliau membacanya dengan suara keras dan panjang, dan menambahkan) Tuhannya para malaikat dan Jibril.

HR. An-Nasai 3/244, Ad-Daruquthni dan beberapa imam hadis yang lain. Sedang kalimat antara dua tanda kurung adalah tambahan menurut riwayatnya 2/31. Sanadnya shahih, lihat Zadul Ma'ad yang ditahqiq oleh Syu'aib Al-Arnauth dan Abdul Qadir Al-Arnauth 1/337.

Keterangan:
Tidak ada doa setelah tarawih maupun di sela tarawih. Yang ada adalah doa setelah witir. Berikut beberapa doa setelah witir yang diajarkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.

Subhaanal malikil qudduus. (Maha suci Allah, Raja Yang Maha suci).

Hadis Selengkapnya:
Dari Ubay bin Ka'ab radhiyallahu 'anhu, beliau mengatakan: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam setelah salam shalat witir, beliau membaca: Subhaanal malikil qudduus. (HR. Abu Daud 1430, dishahihkan Al-Albani).

Dalam riwayat Nasa'i dari Abdurrahman bin Abza radhiyallahu 'anhu, terdapat tambahan: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melakukan witir dengan membaca surat Al-A'la (rakaat pertama), surat Al-Kafirun (rakaat kedua), dan surat Al-Ikhlas (rakaat ketiga). Setelah salam, beliau membaca: Subhaanal malikil qudduus 3x. Beliau keraskan yang ketiga. (HR. Nasa'i 1732 dan dishahihkan Al-Albani).

Dalam riwayat yang lain, terdapat tambahan: "Beliau baca panjang yang ketiga." (HR. Nasa'i 1734 dan dishahihkan Al-Albani).

Tambahan "Rabbil Malaaikati war Ruuh":
Disebutkan dalam riwayat Thabrani adanya tambahan:

Rabbil Malaaikati war Ruuh. (Tuhannya para malaikat dan Jibril).

Dari Ubay bin Ka'ab radhiyallahu 'anhu, beliau mengatakan: Di bagian akhir beliau membaca: Rabbil Malaaikati war Ruuh. (HR. Ad-Daruquthni 1660. Dalam fatwa islam (no. 14093) dinyatakan: sanadnya shahih, dan disebutkan Ibnul Qoyim dalam Zadul Ma'ad 1/323).

Dari beberapa riwayat di atas, dapat kita simpulkan terkait bacaan doa ini:

• Doa ini dibaca tepat setelah salam shalat witir.
• Doa ini dibaca 3x.
• Pada bacaan kali ke-3, dikeraskan dan dipanjangkan "Subhaaanal malikil qudduuuuu … ss".
• Disambung dengan membaca "Rabbil malaaikati war ruuh…".

Kalimat: "Subbuuhun qudduusun rabbul malaaikati war ruuh":
Kalimat termasuk salah satu doa yang diajarkan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ketika rukuk atau sujud. A'isyah radhiyallahu 'anha mengatakan: Bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membaca doa ketika rukuk dan sujud beliau: "Subbuuhun qudduusun… dst". (HR. Muslim 487). Mengingat lafal "Subbuuhun qudduusun… dst" adalah doa sujud atau rukuk ketika shalat, sehingga tambahan ini tidak ada hubungannya dengan shalat witir. Karena tidak perlu dibaca seusai witir.

Allahu a'lam.


5.  Doa Shalat Istikharah

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْتَخِيْرُكَ بِعِلْمِكَ، وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ، وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ، فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ، وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ، وَأَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوْبِ. اَللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَاذَا اْلأَمْرَ (وَيُسَمِّى حَاجَتَهُ) خَيْرٌ لِيْ فِيْ دِيْنِيْ وَمَعَاشِيْ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ (أَوْ قَالَ: عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ) فَاقْدُرْهُ لِيْ وَيَسِّرْهُ لِيْ ثُمَّ بَارِكْ لِيْ فِيْهِ، وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَاذَا اْلأَمْرَ شَرٌّ لِيْ فِيْ دِيْنِيْ وَمَعَاشِيْ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ (أَوْ قَالَ: عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ) فَاصْرِفْهُ عَنِّيْ وَاصْرِفْنِيْ عَنْهُ وَاقْدُرْ لِيَ الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنِيْ بِهِ

Allaahumma innii astakhiiruka bi'ilmika, wa astaqdiruka biqudrotika, wa as-aluka min fadhlikal 'azhiim, fa-innaka taqdiru wa laa aqdiru, wa ta'lamu wa laa a'lamu, wa anta 'allaamul ghuyuub. Allaahumma in kunta ta'lamu anna haadzal amro (wa yusammii haajatahu) khoirun lii fii diinii wa ma'aasyii wa 'aaqibati amrii (au qoola: 'aajilihi wa aajilihi) faqdurhu lii wa yassirhu lii tsumma baarik lii fiihi, wa in kunta ta'lamu anna haadzal amro syarrun lii fii diinii wa ma'aasyii wa 'aaqibati amrii (au qoola: 'aajilihi wa aajilihi) fash-rifhu 'annii wash-rifnii 'anhu waqdur liyal khoiro haitsu kaana tsumma ardhinii bih.

Ya Allah, sesungguhnya aku meminta pilihan yang tepat kepadaMu dengan ilmu pengetahuanMu dan aku mohon kekuasaanMu (untuk mengatasi persoalanku) dengan kemahakuasaanMu. Aku mohon kepadaMu sesuatu dari anugerahMu Yang Maha Agung, sesungguhnya Engkau Mahakuasa, sedang aku tidak kuasa, Engkau mengetahui, sedang aku tidak mengetahuinya dan Engkau adalah Maha Mengetahui hal yang ghaib. Ya Allah, apabila Engkau mengetahui bahwa urusan ini (orang yang mempunyai hajat hendaknya menyebut persoalannya) lebih baik dalam agamaku, dan akibatnya terhadap diriku atau -Nabi Shallallahu'alaihi wasallam bersabda: … di dunia atau akhirat- sukseskanlah untukku, mudahkan jalannya, kemudian berilah berkah. Akan tetapi apabila Engkau mengetahui bahwa persoalan ini lebih berbahaya bagiku dalam agama, perekonomian dan akibatnya kepada diriku atau -Nabi Shallallahu'alaihi wasallam bersabda: … di dunia atau akhirat- maka singkirkan persoalan tersebut, dan jauhkan aku daripadanya, takdirkan kebaikan untukku di mana saja kebaikan itu berada, kemudian berilah kerelaanMu kepadaku.

HR. Al-Bukhari 7/162.

Jabir bin Abdillah Radhiallahu'anhu berkata: "Adalah Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam mengajari kami shalat Istikharah untuk memutuskan segala sesuatu, sebagaimana mengajari surah Al-Quran. Beliau bersabda: Apabila seseorang di antara kamu mempunyai rencana untuk mengerjakan sesuatu, hendaknya melakukan shalat sunnah (Istikharah) dua rakaat, kemudian bacalah: (doa di atas)."

Tidak menyesal orang yang beristikharah kepada Al-Khaliq dan bermusyawarah dengan orang-orang mukmin dan berhati-hati dalam menangani persoalannya. Allah Ta'ala berfirman: "… dan bermusyawarahlah kepada mereka (para sahabat) dalam urusan itu (peperangan, perekonomian, politik dan lain-lain). Bila kamu telah membulatkan tekad, bertawakkallah kepada Allah…" (Ali Imran [3]: 159).


Dibagikan melalui aplikasi "Apa Doanya". Tersedia untuk Android, BlackBerry 10, Windows Phone/Desktop, Windows 10, Nokia X, Firefox OS dan BlackBerry OS 6-7. Unduh di http://wp.me/p3ieiY-b

0 komentar:

 
Top