dakwahsunnah.com

radiorodja.com

1. Doa Berbuka Puasa 1

ذَهَبَ الظَّمَأُ، وَابْتَلَّتِ الْعُرُوْقُ، وَثَبَتَ اْلأَجْرُ، إِنْ شَاءَ اللَّهُ

Dzahabazh-zhoma-u, wabtallatil 'uruuqu, watsabatal ajru, in syaa-allaah.

Telah hilang dahaga, dan urat-urat telah basah, dan telah tetap pahala, insya Allah.


HR. Abu Daud 2357, Ad-Daruquthni dalam sunannya 2279, Al-Bazzar dalam Al-Musnad 5395 dan Al-Baihaqi dalam As-Shugra 1390. Hadis ini dinilai hasan oleh Al-Albani.

Hadis selengkapnya:
Dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma, beliau mengatakan: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, apabila beliau berbuka, beliau membaca: (doa di atas).

Kapan doa ini diucapkan?
Umumnya doa terkait perbuatan tertentu, dibaca sebelum melakukan perbuatan tersebut. Doa makan dibaca sebelum makan, doa masuk kamar mandi dibaca sebelum masuk kamar mandi, dst. Nah, apakah ketentuan ini juga berlaku untuk doa di atas? Dilihat dari arti doa di atas, dzahir menunjukkan bahwa doa ini dibaca setelah orang yang berpuasa itu berbuka. Syaikh Ibnu Utsaimin menegaskan: Hanya saja, terdapat doa dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, jika doa ini shahih, bahwa doa ini dibaca setelah berbuka. Yaitu doa: (doa di atas). Doa ini tidak dibaca kecuali setelah selesai berbuka. (Al-Liqa As-Syahri, no. 8, dinukil dari Islamqa.com). Keterangan yang sama juga disampaikan dalam Fatawa Syabakah Islamiyah, no. 7428.

Karena itu, urutan yang tepat untuk doa ketika berbuka adalah:

• Membaca basmalah sebelum makan kurma atau minum (berbuka).
• Mulai berbuka.
• Membaca doa berbuka: (doa di atas).


2.  Doa Berbuka Puasa 2

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ بِرَحْمَتِكَ الَّتِيْ وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ أَنْ تَغْفِرَ لِيْ

Allaahumma innii as-aluka birohmatikal-latii wasi'at kulla syai-in an taghfiro lii.

Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMu dengan rahmatMu yang meliputi segala sesuatu, supaya memberi ampunan atasku.

HR. Ibnu Majah 1/557. Menurut Al-Hafidz Ibnu Hajar dalam Takhrij Al-Adzkar, lihat Syarah Al-Adzkar 4/342.


3.  Doa Berbuka Puasa Di Tempat Orang Lain

أَفْطَرَ عِنْدَكُمُ الصَّائِمُوْنَ، وَأَكَلَ طَعَامَكُمُ اْلأَبْرَارُ، وَصَلَّتْ عَلَيْكُمُ الْمَلاَئِكَةُ

Afthoro 'indakumush-shoo-imuun, wa akala tho'aamakumul abroor, wa shollat 'alaikumul malaa-ikah.

Orang-orang yang berpuasa berbuka di tempatmu, orang-orang yang baik memakan makananmu, dan para malaikat mendoakan agar kamu mendapat rahmat.

HR. Abu Dawud 3/367, Ibnu Majah 1/556 dan An-Nasa'i dalam 'Amalul Yaum wal Lailah no. 296-298. Al-Albani menyatakan hadits tersebut shahih dalam Shahih Abi Dawud 2/730.

Ketika kita tidak berbuka di rumah, seperti berbuka di masjid atau di tempat orang lain, dan kita diberi hidangan berbuka oleh saudara muslim yang lain, maka kita dianjurkan mendoakan mereka, sebagai wujud rasa terima kasih kita kepadanya.


4.  Anjuran Memperbanyak Doa Ketika Berbuka Puasa

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Ada tiga orang yang doanya tidak ditolak: Pemimpin yang adil, orang yang berpuasa sampai dia berbuka, dan doa orang yang didzalimi, Allah angkat di atas awan pada hari kiamat. (HR. At-Turmudzi 2526, Thabrani dalam Al-Ausath 7111. Syaikh Aqil bin Muhamad Al-Maqthiri mengatakan: Hadis ini statusnya hasan berdasarkan gabungan semua jalurnya. Hadis ini juga dinilai hasan oleh Al-Hafidz Ibnu Hajar dalam Talkhis Al-Habir, 2/96).

Hadis di atas menunjukkan anjuran bagi orang yang sedang puasa untuk memperbanyak berdoa sebelum dia berbuka. Sebagian ulama menegaskan bahwa hadis ini tidak ada hubungannya dengan berdoa ketika berbuka. Karena teks hadis ini bersifat umum, bahwa orang yang sedang berpuasa memiliki peluang dikabulkan doanya di setiap waktu dan setiap kesempatan, sebelum dia berbuka. (Simak I'lamul Anam bi Ahkam As-Shiyam, hlm. 76).

Akan tetapi disebutkan dalam sunan Turmudzi, redaksi yang serupa dinyatakan: "Orang yang berpuasa ketika berbuka." Sunan At-Turmudzi 2526. Makna tersirat dari hadis menunjukkan bahwa anjuran memperbanyak doa itu terkait dengan kegiatan berbuka. Allahu a'lam.

Keterangan ini juga dikuatkan dengan riwayat dari Abdullah bin Amr bin Ash radhiyallahu 'anhuma, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya orang yang berpuasa memiliki doa yang tidak akan ditolak ketika berbuka." (HR. Ibnu Majah 1753, Al-Hakim 1/422, Ibnu Sunni 128 dan At-Thayalisi 299 dari dua jalur. Al-Bushiri mengatakan (2/81): 'Sanad hadis ini shahih, perawinya tsiqqah.' Demikian keterangan dari Shifat Shaum Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, hlm. 67-68).

Kemudian, doa-doa kebaikan ini selayaknya dibaca sebelum memulai berbuka. Karena ketika belum berbuka, seseorang masih dalam kondisi puasa, dan bahkan di puncak puasa, sehingga dia lebih dekat dengan Allah ta'ala. Sementara ketika dia (Dari fatwa islam, no. 14103).

Doa apa yang bisa dibaca ketika hendak berbuka?
Anda bisa membaca doa apapun yang anda inginkan. Baik terkait kehidupan dunia maupun akhirat. Karena waktu menjelang berbuka adalah waktu yang mustajab.

Kemudian, disebutkan dalam riwayat Ibnu Majah, bahwa ketika berbuka, sahabat Abdullah bin Amr bin Ash radhiyallahu 'anhu membaca doa tertentu. Dari Ibnu Abi Mulaikah (salah seorang tabiin), beliau menceritakan: Aku mendengar Abdullah bin Amr ketika berbuka membaca doa:

Ya Allah, aku memohon kepada-Mu dengan rahmat-Mu yang meliputi segala sesuatu, agar Engkau mengampuniku.

Sunan Ibnu Majah, 1/557 dan Al-Baihaqi dalam Syu'abul Iman, 3621.


5.  Doa Berbuka Puasa Yang TIDAK BENAR

Terdapat satu doa berbuka yang tersebar di masyarakat, namun doa tersebut bersumber dari hadis yang LEMAH (DHA'IF). Kita sering mendengar sebagian masyarakat membaca doa berbuka berikut:

Allaahumma laka shumtu, wa bika aamantu, wa 'ala rizqika afthortu (Ya Allah, kepada-Mu aku berpuasa, dan kepada-Mu aku beriman, dan dengan rizki-Mu aku berbuka).

Status sanad hadis:
Doa dengan redaksi ini diriwayatkan Abu Daud dalam sunannya no. 2358 secara mursal (tidak ada perawi sahabat di atas tabi'in), dari Mu'adz bin Zuhrah. Sementara Mu'adz bin Zuhrah adalah seorang tabi'in, sehingga hadits ini mursal. Dalam ilmu hadis, hadits mursal merupakan hadits dha'if karena sanad yang terputus.

Doa di atas dinilai dhaif oleh Al-Albani, sebagaimana keterangan beliau di Dhaif Sunan Abu Daud 510 dan Irwa'ul Gholil, 4/38. Hadits semacam ini juga dikeluarkan oleh Ath-Thabrani dari Anas bin Malik. Namun sanadnya terdapat perawi dha'if yaitu Daud bin Az-Zibriqan, di adalah seorang perawi matruk (yang dituduh berdusta).

Al-Hafidz Ibnu Hajar mengatakan: Sanad hadis ini dhaif, karena di sana ada Daud bin Az-Zibriqan, dan dia perawi matruk. (At-Talkhis Al-Habir, 3/54).

Ada juga yang ditambahi dengan lafal:

Birahmatika ya arhamarrahimin (Dengan rahmat-Mu, wahai Dzat Yang paling Welas Asih).

Namun sekali lagi, tambahan ini juga tidak memiliki dasar dalam syariat. Karena itu, sebaiknya tidak dilantunkan sebagai doa berbuka.

Ringkasnya, bahwa doa terkait berbuka ada dua:

• Doa menjelang berbuka. Doa ini dibaca sebelum anda mulai berbuka. Doa ini bebas, anda bisa membaca doa apapun, untuk kebaikan dunia dan akhirat anda.
• Doa setelah berbuka. Ada doa khusus yang diajarkan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, sebagaimana dinyatakan dalam riwayat dari Ibnu Umar (lihat doa berbuka puasa sebelumnya). Sebagai muslim yang baik, selayaknya kita cukupkan doa setelah berbuka dengan doa yang shahih ini, dan tidak memberi tambahan dengan redaksi yang lain.

Allahu a'lam.


6. Bila Orang Yang Berpuasa Diajak Makan

Apabila seseorang di antara kamu diundang (makan) hendaklah dipenuhi. Apabila puasa, hendaklah mendoakan (kepada orang yang mengundang). Apabila tidak puasa, hendaklah makan.

HR. Muslim 2/1054.


7. Ucapan Orang Yang Berpuasa Bila Dicaci Maki

إِنِّيْ صَائِمٌ، إِنِّيْ صَائِمٌ

Innii shoo-im, innii shoo-im.

Sesungguhnya aku sedang berpuasa. Sesungguhnya aku sedang berpuasa.

HR. Al-Bukhari dengan Fathul Bari 4/103, Muslim 2/806.


Dibagikan melalui aplikasi "Apa Doanya". Tersedia untuk Android, BlackBerry 10, Windows Phone/Desktop, Windows 10, Nokia X, Firefox OS dan BlackBerry OS 6-7. Unduh di http://wp.me/p3ieiY-b

0 komentar:

 
Top