ذَهَبَ الظَّمَأُ، وَابْتَلَّتِ
الْعُرُوْقُ، وَثَبَتَ اْلأَجْرُ، إِنْ شَاءَ اللَّهُ
Dzahabazh-zhoma-u, wabtallatil 'uruuqu, watsabatal ajru, in
syaa-allaah.
Telah hilang dahaga, dan urat-urat telah basah, dan telah tetap pahala,
insya Allah.
HR. Abu Daud 2357, Ad-Daruquthni dalam sunannya 2279, Al-Bazzar dalam
Al-Musnad 5395 dan Al-Baihaqi dalam As-Shugra 1390. Hadis ini dinilai hasan
oleh Al-Albani.
Hadis selengkapnya:
Dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma, beliau mengatakan: Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam, apabila beliau berbuka, beliau membaca: (doa di
atas).
Kapan doa ini diucapkan?
Umumnya doa terkait perbuatan tertentu, dibaca sebelum melakukan
perbuatan tersebut. Doa makan dibaca sebelum makan, doa masuk kamar mandi
dibaca sebelum masuk kamar mandi, dst. Nah, apakah ketentuan ini juga berlaku
untuk doa di atas? Dilihat dari arti doa di atas, dzahir menunjukkan bahwa doa
ini dibaca setelah orang yang berpuasa itu berbuka. Syaikh Ibnu Utsaimin
menegaskan: Hanya saja, terdapat doa dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam,
jika doa ini shahih, bahwa doa ini dibaca setelah berbuka. Yaitu doa: (doa di
atas). Doa ini tidak dibaca kecuali setelah selesai berbuka. (Al-Liqa
As-Syahri, no. 8, dinukil dari Islamqa.com). Keterangan yang sama juga
disampaikan dalam Fatawa Syabakah Islamiyah, no. 7428.
Karena itu, urutan yang tepat untuk doa ketika berbuka adalah:
• Membaca basmalah sebelum makan kurma atau minum (berbuka).
• Mulai berbuka.
• Membaca doa berbuka: (doa di atas).
2. Doa Berbuka Puasa 2
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ
بِرَحْمَتِكَ الَّتِيْ وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ أَنْ تَغْفِرَ لِيْ
Allaahumma innii as-aluka birohmatikal-latii wasi'at kulla syai-in an
taghfiro lii.
Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMu dengan rahmatMu yang
meliputi segala sesuatu, supaya memberi ampunan atasku.
HR. Ibnu Majah 1/557. Menurut Al-Hafidz Ibnu Hajar dalam Takhrij
Al-Adzkar, lihat Syarah Al-Adzkar 4/342.
3. Doa Berbuka Puasa Di Tempat Orang Lain
أَفْطَرَ عِنْدَكُمُ الصَّائِمُوْنَ،
وَأَكَلَ طَعَامَكُمُ اْلأَبْرَارُ، وَصَلَّتْ عَلَيْكُمُ الْمَلاَئِكَةُ
Afthoro 'indakumush-shoo-imuun, wa akala tho'aamakumul abroor, wa
shollat 'alaikumul malaa-ikah.
Orang-orang yang berpuasa berbuka di tempatmu, orang-orang yang baik
memakan makananmu, dan para malaikat mendoakan agar kamu mendapat rahmat.
HR. Abu Dawud 3/367, Ibnu Majah 1/556 dan An-Nasa'i dalam 'Amalul Yaum
wal Lailah no. 296-298. Al-Albani menyatakan hadits tersebut shahih dalam
Shahih Abi Dawud 2/730.
Ketika kita tidak berbuka di rumah, seperti berbuka di masjid atau di
tempat orang lain, dan kita diberi hidangan berbuka oleh saudara muslim yang
lain, maka kita dianjurkan mendoakan mereka, sebagai wujud rasa terima kasih
kita kepadanya.
4. Anjuran Memperbanyak Doa Ketika Berbuka Puasa
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Nabi shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda: Ada tiga orang yang doanya tidak ditolak: Pemimpin yang adil,
orang yang berpuasa sampai dia berbuka, dan doa orang yang didzalimi, Allah
angkat di atas awan pada hari kiamat. (HR. At-Turmudzi 2526, Thabrani dalam
Al-Ausath 7111. Syaikh Aqil bin Muhamad Al-Maqthiri mengatakan: Hadis ini
statusnya hasan berdasarkan gabungan semua jalurnya. Hadis ini juga dinilai
hasan oleh Al-Hafidz Ibnu Hajar dalam Talkhis Al-Habir, 2/96).
Hadis di atas menunjukkan anjuran bagi orang yang sedang puasa untuk
memperbanyak berdoa sebelum dia berbuka. Sebagian ulama menegaskan bahwa hadis
ini tidak ada hubungannya dengan berdoa ketika berbuka. Karena teks hadis ini
bersifat umum, bahwa orang yang sedang berpuasa memiliki peluang dikabulkan
doanya di setiap waktu dan setiap kesempatan, sebelum dia berbuka. (Simak
I'lamul Anam bi Ahkam As-Shiyam, hlm. 76).
Akan tetapi disebutkan dalam sunan Turmudzi, redaksi yang serupa
dinyatakan: "Orang yang berpuasa ketika berbuka." Sunan At-Turmudzi
2526. Makna tersirat dari hadis menunjukkan bahwa anjuran memperbanyak doa itu
terkait dengan kegiatan berbuka. Allahu a'lam.
Keterangan ini juga dikuatkan dengan riwayat dari Abdullah bin Amr bin Ash
radhiyallahu 'anhuma, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Sesungguhnya orang yang berpuasa memiliki doa yang tidak akan ditolak
ketika berbuka." (HR. Ibnu Majah 1753, Al-Hakim 1/422, Ibnu Sunni 128 dan
At-Thayalisi 299 dari dua jalur. Al-Bushiri mengatakan (2/81): 'Sanad hadis ini
shahih, perawinya tsiqqah.' Demikian keterangan dari Shifat Shaum Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam, hlm. 67-68).
Kemudian, doa-doa kebaikan ini selayaknya dibaca sebelum memulai
berbuka. Karena ketika belum berbuka, seseorang masih dalam kondisi puasa, dan
bahkan di puncak puasa, sehingga dia lebih dekat dengan Allah ta'ala. Sementara
ketika dia (Dari fatwa islam, no. 14103).
Doa apa yang bisa dibaca ketika hendak berbuka?
Anda bisa membaca doa apapun yang anda inginkan. Baik terkait kehidupan
dunia maupun akhirat. Karena waktu menjelang berbuka adalah waktu yang
mustajab.
Kemudian, disebutkan dalam riwayat Ibnu Majah, bahwa ketika berbuka,
sahabat Abdullah bin Amr bin Ash radhiyallahu 'anhu membaca doa tertentu. Dari
Ibnu Abi Mulaikah (salah seorang tabiin), beliau menceritakan: Aku mendengar
Abdullah bin Amr ketika berbuka membaca doa:
Ya Allah, aku memohon kepada-Mu dengan rahmat-Mu yang meliputi segala
sesuatu, agar Engkau mengampuniku.
Sunan Ibnu Majah, 1/557 dan Al-Baihaqi dalam Syu'abul Iman, 3621.
5. Doa Berbuka Puasa Yang TIDAK BENAR
Terdapat satu doa berbuka yang tersebar di masyarakat, namun doa
tersebut bersumber dari hadis yang LEMAH (DHA'IF). Kita sering mendengar
sebagian masyarakat membaca doa berbuka berikut:
Allaahumma laka shumtu, wa bika aamantu, wa 'ala rizqika afthortu (Ya
Allah, kepada-Mu aku berpuasa, dan kepada-Mu aku beriman, dan dengan rizki-Mu
aku berbuka).
Status sanad hadis:
Doa dengan redaksi ini diriwayatkan Abu Daud dalam sunannya no. 2358
secara mursal (tidak ada perawi sahabat di atas tabi'in), dari Mu'adz bin
Zuhrah. Sementara Mu'adz bin Zuhrah adalah seorang tabi'in, sehingga hadits ini
mursal. Dalam ilmu hadis, hadits mursal merupakan hadits dha'if karena sanad
yang terputus.
Doa di atas dinilai dhaif oleh Al-Albani, sebagaimana keterangan beliau
di Dhaif Sunan Abu Daud 510 dan Irwa'ul Gholil, 4/38. Hadits semacam ini juga
dikeluarkan oleh Ath-Thabrani dari Anas bin Malik. Namun sanadnya terdapat
perawi dha'if yaitu Daud bin Az-Zibriqan, di adalah seorang perawi matruk (yang
dituduh berdusta).
Al-Hafidz Ibnu Hajar mengatakan: Sanad hadis ini dhaif, karena di sana
ada Daud bin Az-Zibriqan, dan dia perawi matruk. (At-Talkhis Al-Habir, 3/54).
Ada juga yang ditambahi dengan lafal:
Birahmatika ya arhamarrahimin (Dengan rahmat-Mu, wahai Dzat Yang paling
Welas Asih).
Namun sekali lagi, tambahan ini juga tidak memiliki dasar dalam
syariat. Karena itu, sebaiknya tidak dilantunkan sebagai doa berbuka.
Ringkasnya, bahwa doa terkait berbuka ada dua:
• Doa menjelang berbuka. Doa ini dibaca sebelum anda mulai berbuka. Doa
ini bebas, anda bisa membaca doa apapun, untuk kebaikan dunia dan akhirat anda.
• Doa setelah berbuka. Ada doa khusus yang diajarkan Nabi shallallahu
'alaihi wa sallam, sebagaimana dinyatakan dalam riwayat dari Ibnu Umar (lihat
doa berbuka puasa sebelumnya). Sebagai muslim yang baik, selayaknya kita
cukupkan doa setelah berbuka dengan doa yang shahih ini, dan tidak memberi
tambahan dengan redaksi yang lain.
Allahu a'lam.
6. Bila Orang Yang
Berpuasa Diajak Makan
Apabila seseorang di antara kamu diundang (makan) hendaklah dipenuhi.
Apabila puasa, hendaklah mendoakan (kepada orang yang mengundang). Apabila
tidak puasa, hendaklah makan.
HR. Muslim 2/1054.
7. Ucapan Orang Yang
Berpuasa Bila Dicaci Maki
إِنِّيْ صَائِمٌ، إِنِّيْ صَائِمٌ
Innii shoo-im, innii shoo-im.
Sesungguhnya aku sedang berpuasa. Sesungguhnya aku sedang berpuasa.
HR. Al-Bukhari dengan Fathul Bari 4/103, Muslim 2/806.
Dibagikan melalui aplikasi "Apa Doanya". Tersedia untuk
Android, BlackBerry 10, Windows Phone/Desktop, Windows 10, Nokia X, Firefox OS
dan BlackBerry OS 6-7. Unduh di http://wp.me/p3ieiY-b