dakwahsunnah.com

radiorodja.com

1. Keutamaan dzikir:

• Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda, “Perumpamaan orang yang ingat akan Rabbnya dengan orang yang tidak ingat Rabbnya, laksana orang yang hidup dengan orang yang mati.” [1]

• “Maukah kamu, aku tunjukkan perbuatanmu yang terbaik, paling suci di sisi Rajamu (Allah), dan paling mengangkat derajatmu, lebih baik bagimu dari infaq emas atau perak, dan lebih baik bagimu daripada bertemu dengan musuhmu, lantas kamu memenggal lehernya atau mereka memenggal lehermu?” Para sahabat yang hadir berkata, “Mau (wahai Rasulullah)!” Beliau bersabda, “Dzikir kepada Allah Yang Maha Tinggi.” [2]

• Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda, “Allah Ta'ala berfirman: Aku sesuai dengan persangkaan hambaKu kepadaKu, Aku bersamanya (dengan ilmu dan rahmat) bila dia ingat Aku. Jika dia mengingatKu dalam dirinya, Aku mengingatnya dalam diriKu. Jika dia menyebut namaKu dalam suatu perkumpulan, Aku menyebutnya dalam perkumpulan yang lebih baik dari mereka. Bila dia mendekat kepadaKu sejengkal, Aku mendekat kepadanya sehasta. Jika dia mendekat kepadaKu sehasta, Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika dia datang kepadaKu dengan berjalan (biasa), maka Aku mendatanginya dengan berjalan cepat.” [3]

• Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Al-Qur'an, akan mendapatkan satu kebaikan. Sedang satu kebaikan akan dilipatkan sepuluh semisalnya. Aku tidak berkata: Alif laam miim, satu huruf. Akan tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf.” [4]

• Dari Uqbah bin Amir Radhiallahu'anhu, dia berkata, ‘Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam keluar, sedang kami di serambi masjid (Madinah). Lalu beliau bersabda, “Siapakah di antara kamu yang senang berangkat pagi pada tiap hari ke Buthhan atau Al-Aqiq, lalu kembali dengan membawa dua unta yang besar punuknya, tanpa mengerjakan dosa atau memutus sanak?” Kami (yang hadir) berkata, “Ya kami senang, wahai Rasulullah!” Lalu beliau bersabda, “Apakah seseorang di antara kamu tidak berangkat pagi ke masjid, lalu memahami atau membaca dua ayat Al-Qur'an, hal itu lebih baik baginya daripada dua unta. Dan (bila memahami atau membaca) tiga (ayat) akan lebih baik daripada memperoleh tiga (unta). Dan (bila memahami atau mengajar) empat ayat akan lebih baik baginya daripada memperoleh empat (unta), dan demikian dari seluruh bilangan unta.”’ [5]

• Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa yang duduk di suatu tempat, lalu tidak berdzikir kepada Allah di dalamnya, pastilah dia mendapatkan hukuman dari Allah dan barangsiapa yang berbaring dalam suatu tempat lalu tidak berdzikir kepada Allah, pastilah mendapatkan hukuman dari Allah.” [6]

• “Apabila suatu kaum duduk di majelis, lantas tidak berdzikir kepada Allah dan tidak membaca shalawat kepada Nabinya, pastilah ia menjadi kekurangan dan penyesalan mereka, maka jika Allah menghendaki bisa menyiksa mereka dan jika menghendaki mengampuni mereka.” [7]

• “Setiap kaum yang berdiri dari suatu majelis, yang mereka tidak berdzikir kepada Allah di dalamnya, maka mereka laksana berdiri dari bangkai keledai dan hal itu menjadi penyesalan mereka (di hari Kiamat).” [8]

• Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda, “Keadaan yang paling dekat antara Tuhan dan hambaNya adalah di tengah malam yang terakhir. Apabila kamu mampu tergolong orang yang berdzikir kepada Allah pada saat itu, lakukanlah.” [9]

• Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda, “Seorang hamba berada dalam keadaan yang paling dekat dengan Tuhannya adalah di saat sujud. Oleh karena itu, perbanyaklah doa.” [10]

• Allah Ta'ala berfirman, “Karena itu, ingatlah kamu kepadaKu, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu (dengan memberikan rahmat dan pengampunan). Dan bersyukurlah kepadaKu, serta jangan ingkar (pada nikmatKu).” (Al-Baqarah [2]: 152). [11]

• Allah Ta'ala berfirman, “Laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, maka Allah menyediakan untuk mereka pengampunan dan pahala yang agung.” (Al-Ahzaab [33]: 35). [12]

• Jadikan lidah kita basah dengan dzikir dan tasbih.
Dari Abdullah bin Basr Radhiallahu'anhu ia berkata, ‘Seorang laki-laki pernah berkata kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya syariat Islam itu banyak maka beritahukan kepadaku sesuatu yang dapat aku jadikan pegangan!” Maka Rasul menjawab, “Hendaklah lisanmu senantiasa basah dengan berdzikir pada Allah.”’ [13]

• Membasahi lidah dengan dzikir sampai mati.
Dari Abdullah bin Busr al-Mazini, beliau mengatakan, ‘Ada dua orang arab pedalaman yang datang kepada Nabi Shallallahu'alaihi wasallam. Yang satu bertanya, “Wahai Rasulullah, manusia seperti apa yang paling baik?” Beliau menjawab, “Sungguh beruntung orang yang panjang usianya, baik amalnya.” Kemudian yang satu bertanya, “Amal apakah yang paling baik?” Beliau menjawab, “Amal yang terbaik adalah engkau berpisah dari dunia (mati), sementara lisanmu basah dengan dzikir kepada Allah.”’ [14]

• Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Para mufarrid telah mendahului (dalam hal keutamaan, sehingga berpeluang untuk lebih dahulu masuk surga)…” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, siapa itu mufarrid?” Beliau menjawab, “Laki-laki dan wanita yang banyak berdzikir kepada Allah.” [15]

• Dari Aisyah Radhiallahu'anha, Nabi Shallallahu'alaihi wasallam bersabda, “Jika ada satu waktu yang dilalui bani Adam (manusia), namun dia tidak manfaatkan untuk berdzikir kepada Allah, maka dia akan menyesalinya pada hari kiamat.” [16]

• Lebih menyelamatkan dari adzab.
Dari Muadz bin Jabal Radhiallahu'anhu, Nabi Shallallahu'alaihi wasallam bersabda, “Tidak ada amalan yang dilakukan manusia, yang lebih menyelamatkan dirinya dari adzab Allah melebihi berdzikir, mengingat Allah.” [17]

• Dari Aisyah Radhiallahu'anha, beliau mengatakan, “Nabi Shallallahu'alaihi wasallam selalu berdzikir kepada Allah dalam setiap keadaan.” [18]

Demikianlah kebiasaan panutan kita, tidak pernah meninggalkan dzikir kepada Allah dalam setiap keadaan. Siang-malam, pagi-sore, ketika safar atau di rumah, berdiri-duduk, dan semua kegiatan beliau tidak lepas dari dzikir. Karena itu, setiap kali beliau melakukan satu amal tertentu, pasti beliau dahului dengan dzikir. Mau tidur, bangun tidur, masuk rumah, keluar rumah, naik kendaraan, turun, dan seterusnya, selalu beliau iringi dengan dzikir dan berdoa kepada Allah. (Fiqh al-Ad'iyah, 3/7).

[1] HR. Al-Bukhari dalam Fathul Bari 11/208. Imam Muslim meriwayatkan dengan lafazh sebagai berikut: “Perumpamaan rumah yang digunakan untuk dzikir kepada Allah dengan rumah yang tidak digunakan untuk dzikir, laksana orang hidup dengan yang mati”. (Shahih Muslim 1/539).
[2] HR. At-Tirmidzi 5/459 dan Ibnu Majah 2/1245. Lihat pula Shahih Tirmidzi 3/139 dan Shahih Ibnu Majah 2/316.
[3] HR. Al-Bukhari 8/171 dan Muslim 4/2061. Lafazh hadits ini riwayat Al-Bukhari.
[4] HR. At-Tirmidzi 5/175. Lihat pula Shahih At-Tirmidzi 3/9 dan Shahih Jaami'ush Shaghiir 5/340.
[5] HR. Muslim 1/553.
[6] HR. Abu Dawud 4/264, Shahihul Jaami' 5/342.
[7] Shahih At-Tirmidzi 3/140.
[8] HR. Abu Dawud 4/264, Ahmad 2/389 dan Shahihul Jami' 5/176.
[9] HR. At-Tirmidzi dan An-Nasa'i 1/279 dan Al-Hakim, lihat Shahih At-Tirmidzi 3/183, Jami'ul Ushul dengan tahqiq Al-Arnauth 4/144.
[10] HR. Muslim 1/350.
[11] Al-Baqarah [2]: 152.
[12] Al-Ahzaab [33]: 35.
[13] HR. Tirmidzi no. 3375 dan dishahihkan al-Albani.
[14] HR. Abu Nu'aim dalam Hilyatul Auliya (6/111), al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah (1/294) dan dinyatakan shahih dalam Silsilah as-Shahihah, no. 1836.
[15] HR. Muslim no. 2676.
[16] HR. Baihaqi dalam Syuabul Iman, no. 508. Hadis ini dihasankan al-Albani dalam Shahih al-Jami' no. 5720.
[17] HR. Ahmad dalam al-Musnad, 5/239 dan dinyatakan shahih dalam Shahih Jami as-Shaghir.
[18] HR. Muslim, no. 373.



2.  Kriteria Orang Yang Banyak Berdzikir

Allah berfirman: "Para lelaki dan wanita yang rajin berdzikir, Allah janjikan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar." (Al-Ahzaab [33]: 35).

Diriwayatkan dari Ibn Abbas Radhiallahu'anhuma, bahwa tafsir ayat: Maksudnya adalah mereka yang berdzikir setiap selesai shalat, tiap pagi dan sore, ketika di pembaringan hendak tidur, ketika bangun tidur, ketika keluar rumah, dia selalu berdzikir kepada Allah (dengan dzikir yang telah diajarkan).

Diriwayatkan dari Mujahid Rahimahullah, beliau mengatakan: "Seseorang belum disebut rajin berdzikir sampai dia berdzikir mengingat Allah ketika berdiri, ketika duduk, dan ketika berbaring." (al-Adzkar an-Nawawi, hal. 10).

Imam Ibn Shalah ditanya tentang batasan berdzikir, sehingga seseorang dianggap rajin berdzikir sebagaimana dalam ayat. Kemudian beliau menjawab: "Ketika orang tersebut membiasakan diri dengan dzikir yang bersumber dari dalil yang shahih, setiap pagi dan sore, di setiap waktu dan keadaan yang berbeda-beda, baik siang maupun di malam hari, yang dia dapatkan dari buku wirid harian. Jika ada orang yang melakukan hal ini berarti dia adalah orang yang layak disebut sebagai orang yang rajin berdzikir." (al-Adzkar an-Nawawi, hal. 10).


3.  Contoh Orang Yang Banyak Berdzikir

Pertama, sahabat Abu Darda radliallahu 'anhu.
Salah satu murid terdekatnya pernah bertanya kepada beliau: Saya melihat, anda tidak pernah berhenti dzikir. Berapa anda bertasbih dalam sehari? Abu Darda radliallahu 'anhu menjawab, "Seratus ribu, kalau jari saya tidak salah menghitung…"

Kedua, sahabat Abu Hurairah radliallahu 'anhu.
Sahabat Abu Hurairah radliallahu 'anhu, beliau bertasbih dalam sehari sebanyak 12 ribu tasbih. Suatu ketika beliau ditanya, apa sebab beliau suka memperbanyak tasbih? Beliau menjawab: Ini senilai diyat (tebusan) harta. Saya ingin menebus diriku untuk melepaskan diriku dari neraka.
Subhanallah… betapa sempurnanya waktu mereka, sehingga hampir tidak ada celah lupa Allah.

Ketiga, Khalid bin Ma'dan – salah satu ulama tabi'in – rahimahullah.
Beliau bertasbih sebanyak 14 ribu, selain waktu yang beliau gunakan untuk membaca al-Quran.

Keempat, Abu Bakr an-Nablisi – Seorang ahli hadis, gurunya imam ad-Daruquthni – dikenal sebagai as-Syahid al-Maslukh (Orang yang mati syahid karena disayat kulitnya).
Beliau termasuk diantara ulama yang sangat banyak berdzikir. Pada peristiwa pemberontakan orang syiah bani Fatimiyah, beliau tertangkap dan disalib. Kemudian orang syiah yang menangkap beliau memerintahkan salah seorang yahudi untuk membunuh beliau. Diceritakan oleh Ibnu al-Akfani: Beliau disayat dari mulai atas kepala beliau sampai ke wajah. Selama proses ini, beliau selalu berdzikir kepada Allah dan terus berdzikir, sehingga pisau itu sampai di dada beliau. Setelah itu, si yahudi ini, atas perintah orang syiah, menusukkan pisau tersebut tepat di jantung beliau, beliau wafat dalam keadaan membawa syahid, insyaaAllah.
Allahu akbar…, beliau tidak lalai untuk terus berdzikir pada kondisi di mana umumnya orang berteriak kesakitan. Tapi beliau tidak melupakan untuk berdzikir di akhir hidup beliau.

Betapa banyak waktu yang kita buang sia-sia… di jalan, di kendaraan, di tempat kerja, di depan laptop sambil akses internet… kita sanggup untuk berbicara berjam-jam hanya untuk dunia, namun begitu pelit untuk dzikir dan baca al-Quran. Sungguh betapa banyak usia yang kita sia-siakan.

(Namadzij min Hayatis Salaf, dzikrullah. Aqil al-Harmas).


4.  Bagaimana Cara Nabi Membaca Tasbih

Dari Abdullah bin Umar Radhiallahu'anhu, dia berkata: "Aku melihat Rasulullah menghitung bacaan tasbih (dengan jari-jari) tangan kanannya."

HR. Abu Dawud dengan lafazh yang sama 2/81, At-Tirmidzi 5/521, dan lihat Shahihul Jami' 4/271, no. 4865.


5.  Kedahsyatan Dzikir Pagi Dan Sore

Diantara dzikir yang menjadi kebiasaan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam adalah dzikir pagi dan sore. Karena pentingnya dzikir ini, Allah perintahkan agar kaum muslimin merutinkannya. Allah berfirman: "Wahai orang-orang yang beriman, perbanyaklah berdzikir kepada Allah dan bertasbihlah untuknya di waktu pagi dan sore." (Al-Ahzaab [33]: 42-43).

Kapan waktunya?

• Pagi: setelah subuh sampai matahari terbit.
• Sore: setelah asar sampai matahari terbenam.

Allah berfirman: "Bertasbihlah dengan memuji Allah, sebelum matahari terbit dan sebelum matahari terbenam." (Qaaf [50]: 39).

Hanya saja, jika tidak sempat dilakukan di waktu tersebut atau kelupaan maka boleh dilakukan setelah terbit matahari (untuk pagi) atau setelah terbenam (untuk sore). (Fiqh al-Ad'iyah: 3/11).


Dibagikan melalui aplikasi "Apa Doanya". Tersedia untuk Android, BlackBerry 10, Windows Phone/Desktop, Windows 10, Nokia X, Firefox OS dan BlackBerry OS 6-7. Unduh di http://wp.me/p3ieiY-b

0 komentar:

 
Top