1. Keutamaan dzikir:
• Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda, “Perumpamaan orang
yang ingat akan Rabbnya dengan orang yang tidak ingat Rabbnya, laksana orang
yang hidup dengan orang yang mati.” [1]
• “Maukah kamu, aku tunjukkan perbuatanmu yang terbaik, paling suci di
sisi Rajamu (Allah), dan paling mengangkat derajatmu, lebih baik bagimu dari
infaq emas atau perak, dan lebih baik bagimu daripada bertemu dengan musuhmu,
lantas kamu memenggal lehernya atau mereka memenggal lehermu?” Para sahabat yang
hadir berkata, “Mau (wahai Rasulullah)!” Beliau bersabda, “Dzikir kepada Allah
Yang Maha Tinggi.” [2]
• Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda, “Allah Ta'ala
berfirman: Aku sesuai dengan persangkaan hambaKu kepadaKu, Aku bersamanya
(dengan ilmu dan rahmat) bila dia ingat Aku. Jika dia mengingatKu dalam
dirinya, Aku mengingatnya dalam diriKu. Jika dia menyebut namaKu dalam suatu
perkumpulan, Aku menyebutnya dalam perkumpulan yang lebih baik dari mereka.
Bila dia mendekat kepadaKu sejengkal, Aku mendekat kepadanya sehasta. Jika dia
mendekat kepadaKu sehasta, Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika dia datang
kepadaKu dengan berjalan (biasa), maka Aku mendatanginya dengan berjalan
cepat.” [3]
• Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa yang
membaca satu huruf dari Al-Qur'an, akan mendapatkan satu kebaikan. Sedang satu
kebaikan akan dilipatkan sepuluh semisalnya. Aku tidak berkata: Alif laam miim,
satu huruf. Akan tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf.”
[4]
• Dari Uqbah bin Amir Radhiallahu'anhu, dia berkata, ‘Rasulullah
Shallallahu'alaihi wasallam keluar, sedang kami di serambi masjid (Madinah).
Lalu beliau bersabda, “Siapakah di antara kamu yang senang berangkat pagi pada
tiap hari ke Buthhan atau Al-Aqiq, lalu kembali dengan membawa dua unta yang
besar punuknya, tanpa mengerjakan dosa atau memutus sanak?” Kami (yang hadir)
berkata, “Ya kami senang, wahai Rasulullah!” Lalu beliau bersabda, “Apakah
seseorang di antara kamu tidak berangkat pagi ke masjid, lalu memahami atau
membaca dua ayat Al-Qur'an, hal itu lebih baik baginya daripada dua unta. Dan
(bila memahami atau membaca) tiga (ayat) akan lebih baik daripada memperoleh
tiga (unta). Dan (bila memahami atau mengajar) empat ayat akan lebih baik
baginya daripada memperoleh empat (unta), dan demikian dari seluruh bilangan
unta.”’ [5]
• Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa yang
duduk di suatu tempat, lalu tidak berdzikir kepada Allah di dalamnya, pastilah
dia mendapatkan hukuman dari Allah dan barangsiapa yang berbaring dalam suatu
tempat lalu tidak berdzikir kepada Allah, pastilah mendapatkan hukuman dari
Allah.” [6]
• “Apabila suatu kaum duduk di majelis, lantas tidak berdzikir kepada
Allah dan tidak membaca shalawat kepada Nabinya, pastilah ia menjadi kekurangan
dan penyesalan mereka, maka jika Allah menghendaki bisa menyiksa mereka dan
jika menghendaki mengampuni mereka.” [7]
• “Setiap kaum yang berdiri dari suatu majelis, yang mereka tidak
berdzikir kepada Allah di dalamnya, maka mereka laksana berdiri dari bangkai
keledai dan hal itu menjadi penyesalan mereka (di hari Kiamat).” [8]
• Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda, “Keadaan yang paling
dekat antara Tuhan dan hambaNya adalah di tengah malam yang terakhir. Apabila
kamu mampu tergolong orang yang berdzikir kepada Allah pada saat itu,
lakukanlah.” [9]
• Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda, “Seorang hamba
berada dalam keadaan yang paling dekat dengan Tuhannya adalah di saat sujud.
Oleh karena itu, perbanyaklah doa.” [10]
• Allah Ta'ala berfirman, “Karena itu, ingatlah kamu kepadaKu, niscaya
Aku ingat (pula) kepadamu (dengan memberikan rahmat dan pengampunan). Dan
bersyukurlah kepadaKu, serta jangan ingkar (pada nikmatKu).” (Al-Baqarah [2]:
152). [11]
• Allah Ta'ala berfirman, “Laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut
(nama) Allah, maka Allah menyediakan untuk mereka pengampunan dan pahala yang
agung.” (Al-Ahzaab [33]: 35). [12]
• Jadikan lidah kita basah dengan dzikir dan tasbih.
Dari Abdullah bin Basr Radhiallahu'anhu ia berkata, ‘Seorang laki-laki
pernah berkata kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya syariat Islam
itu banyak maka beritahukan kepadaku sesuatu yang dapat aku jadikan pegangan!”
Maka Rasul menjawab, “Hendaklah lisanmu senantiasa basah dengan berdzikir pada
Allah.”’ [13]
• Membasahi lidah dengan dzikir sampai mati.
Dari Abdullah bin Busr al-Mazini, beliau mengatakan, ‘Ada dua orang
arab pedalaman yang datang kepada Nabi Shallallahu'alaihi wasallam. Yang satu
bertanya, “Wahai Rasulullah, manusia seperti apa yang paling baik?” Beliau
menjawab, “Sungguh beruntung orang yang panjang usianya, baik amalnya.”
Kemudian yang satu bertanya, “Amal apakah yang paling baik?” Beliau menjawab,
“Amal yang terbaik adalah engkau berpisah dari dunia (mati), sementara lisanmu
basah dengan dzikir kepada Allah.”’ [14]
• Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, Nabi shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda, “Para mufarrid telah mendahului (dalam hal keutamaan, sehingga
berpeluang untuk lebih dahulu masuk surga)…” Para sahabat bertanya, “Wahai
Rasulullah, siapa itu mufarrid?” Beliau menjawab, “Laki-laki dan wanita yang
banyak berdzikir kepada Allah.” [15]
• Dari Aisyah Radhiallahu'anha, Nabi Shallallahu'alaihi wasallam
bersabda, “Jika ada satu waktu yang dilalui bani Adam (manusia), namun dia
tidak manfaatkan untuk berdzikir kepada Allah, maka dia akan menyesalinya pada
hari kiamat.” [16]
• Lebih menyelamatkan dari adzab.
Dari Muadz bin Jabal Radhiallahu'anhu, Nabi Shallallahu'alaihi wasallam
bersabda, “Tidak ada amalan yang dilakukan manusia, yang lebih menyelamatkan
dirinya dari adzab Allah melebihi berdzikir, mengingat Allah.” [17]
• Dari Aisyah Radhiallahu'anha, beliau mengatakan, “Nabi
Shallallahu'alaihi wasallam selalu berdzikir kepada Allah dalam setiap
keadaan.” [18]
Demikianlah kebiasaan panutan kita, tidak pernah meninggalkan dzikir
kepada Allah dalam setiap keadaan. Siang-malam, pagi-sore, ketika safar atau di
rumah, berdiri-duduk, dan semua kegiatan beliau tidak lepas dari dzikir. Karena
itu, setiap kali beliau melakukan satu amal tertentu, pasti beliau dahului
dengan dzikir. Mau tidur, bangun tidur, masuk rumah, keluar rumah, naik
kendaraan, turun, dan seterusnya, selalu beliau iringi dengan dzikir dan berdoa
kepada Allah. (Fiqh al-Ad'iyah, 3/7).
[1] HR. Al-Bukhari dalam Fathul Bari 11/208. Imam Muslim meriwayatkan
dengan lafazh sebagai berikut: “Perumpamaan rumah yang digunakan untuk dzikir
kepada Allah dengan rumah yang tidak digunakan untuk dzikir, laksana orang
hidup dengan yang mati”. (Shahih Muslim 1/539).
[2] HR. At-Tirmidzi 5/459 dan Ibnu Majah 2/1245. Lihat pula Shahih
Tirmidzi 3/139 dan Shahih Ibnu Majah 2/316.
[3] HR. Al-Bukhari 8/171 dan Muslim 4/2061. Lafazh hadits ini riwayat
Al-Bukhari.
[4] HR. At-Tirmidzi 5/175. Lihat pula Shahih At-Tirmidzi 3/9 dan Shahih
Jaami'ush Shaghiir 5/340.
[5] HR. Muslim 1/553.
[6] HR. Abu Dawud 4/264, Shahihul Jaami' 5/342.
[7] Shahih At-Tirmidzi 3/140.
[8] HR. Abu Dawud 4/264, Ahmad 2/389 dan Shahihul Jami' 5/176.
[9] HR. At-Tirmidzi dan An-Nasa'i 1/279 dan Al-Hakim, lihat Shahih
At-Tirmidzi 3/183, Jami'ul Ushul dengan tahqiq Al-Arnauth 4/144.
[10] HR. Muslim 1/350.
[11] Al-Baqarah [2]: 152.
[12] Al-Ahzaab [33]: 35.
[13] HR. Tirmidzi no. 3375 dan dishahihkan al-Albani.
[14] HR. Abu Nu'aim dalam Hilyatul Auliya (6/111), al-Baghawi dalam
Syarhus Sunnah (1/294) dan dinyatakan shahih dalam Silsilah as-Shahihah, no.
1836.
[15] HR. Muslim no. 2676.
[16] HR. Baihaqi dalam Syuabul Iman, no. 508. Hadis ini dihasankan
al-Albani dalam Shahih al-Jami' no. 5720.
[17] HR. Ahmad dalam al-Musnad, 5/239 dan dinyatakan shahih dalam
Shahih Jami as-Shaghir.
[18] HR. Muslim, no. 373.
2. Kriteria Orang Yang Banyak Berdzikir
Allah berfirman: "Para lelaki dan wanita yang rajin berdzikir,
Allah janjikan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar." (Al-Ahzaab
[33]: 35).
Diriwayatkan dari Ibn Abbas Radhiallahu'anhuma, bahwa tafsir ayat:
Maksudnya adalah mereka yang berdzikir setiap selesai shalat, tiap pagi dan
sore, ketika di pembaringan hendak tidur, ketika bangun tidur, ketika keluar
rumah, dia selalu berdzikir kepada Allah (dengan dzikir yang telah diajarkan).
Diriwayatkan dari Mujahid Rahimahullah, beliau mengatakan:
"Seseorang belum disebut rajin berdzikir sampai dia berdzikir mengingat
Allah ketika berdiri, ketika duduk, dan ketika berbaring." (al-Adzkar
an-Nawawi, hal. 10).
Imam Ibn Shalah ditanya tentang batasan berdzikir, sehingga seseorang
dianggap rajin berdzikir sebagaimana dalam ayat. Kemudian beliau menjawab:
"Ketika orang tersebut membiasakan diri dengan dzikir yang bersumber dari
dalil yang shahih, setiap pagi dan sore, di setiap waktu dan keadaan yang
berbeda-beda, baik siang maupun di malam hari, yang dia dapatkan dari buku
wirid harian. Jika ada orang yang melakukan hal ini berarti dia adalah orang
yang layak disebut sebagai orang yang rajin berdzikir." (al-Adzkar
an-Nawawi, hal. 10).
3. Contoh Orang Yang Banyak Berdzikir
Pertama, sahabat Abu Darda radliallahu 'anhu.
Salah satu murid terdekatnya pernah bertanya kepada beliau: Saya
melihat, anda tidak pernah berhenti dzikir. Berapa anda bertasbih dalam sehari?
Abu Darda radliallahu 'anhu menjawab, "Seratus ribu, kalau jari saya tidak
salah menghitung…"
Kedua, sahabat Abu Hurairah radliallahu 'anhu.
Sahabat Abu Hurairah radliallahu 'anhu, beliau bertasbih dalam sehari
sebanyak 12 ribu tasbih. Suatu ketika beliau ditanya, apa sebab beliau suka
memperbanyak tasbih? Beliau menjawab: Ini senilai diyat (tebusan) harta. Saya
ingin menebus diriku untuk melepaskan diriku dari neraka.
Subhanallah… betapa sempurnanya waktu mereka, sehingga hampir tidak ada
celah lupa Allah.
Ketiga, Khalid bin Ma'dan – salah satu ulama tabi'in – rahimahullah.
Beliau bertasbih sebanyak 14 ribu, selain waktu yang beliau gunakan
untuk membaca al-Quran.
Keempat, Abu Bakr an-Nablisi – Seorang ahli hadis, gurunya imam
ad-Daruquthni – dikenal sebagai as-Syahid al-Maslukh (Orang yang mati syahid
karena disayat kulitnya).
Beliau termasuk diantara ulama yang sangat banyak berdzikir. Pada
peristiwa pemberontakan orang syiah bani Fatimiyah, beliau tertangkap dan
disalib. Kemudian orang syiah yang menangkap beliau memerintahkan salah seorang
yahudi untuk membunuh beliau. Diceritakan oleh Ibnu al-Akfani: Beliau disayat
dari mulai atas kepala beliau sampai ke wajah. Selama proses ini, beliau selalu
berdzikir kepada Allah dan terus berdzikir, sehingga pisau itu sampai di dada
beliau. Setelah itu, si yahudi ini, atas perintah orang syiah, menusukkan pisau
tersebut tepat di jantung beliau, beliau wafat dalam keadaan membawa syahid,
insyaaAllah.
Allahu akbar…, beliau tidak lalai untuk terus berdzikir pada kondisi di
mana umumnya orang berteriak kesakitan. Tapi beliau tidak melupakan untuk
berdzikir di akhir hidup beliau.
Betapa banyak waktu yang kita buang sia-sia… di jalan, di kendaraan, di
tempat kerja, di depan laptop sambil akses internet… kita sanggup untuk
berbicara berjam-jam hanya untuk dunia, namun begitu pelit untuk dzikir dan
baca al-Quran. Sungguh betapa banyak usia yang kita sia-siakan.
(Namadzij min Hayatis Salaf, dzikrullah. Aqil al-Harmas).
4. Bagaimana Cara Nabi Membaca Tasbih
Dari Abdullah bin Umar Radhiallahu'anhu, dia berkata: "Aku melihat
Rasulullah menghitung bacaan tasbih (dengan jari-jari) tangan kanannya."
HR. Abu Dawud dengan lafazh yang sama 2/81, At-Tirmidzi 5/521, dan
lihat Shahihul Jami' 4/271, no. 4865.
5. Kedahsyatan Dzikir Pagi Dan Sore
Diantara dzikir yang menjadi kebiasaan Nabi shallallahu 'alaihi wa
sallam adalah dzikir pagi dan sore. Karena pentingnya dzikir ini, Allah
perintahkan agar kaum muslimin merutinkannya. Allah berfirman: "Wahai
orang-orang yang beriman, perbanyaklah berdzikir kepada Allah dan bertasbihlah
untuknya di waktu pagi dan sore." (Al-Ahzaab [33]: 42-43).
Kapan waktunya?
• Pagi: setelah subuh sampai matahari terbit.
• Sore: setelah asar sampai matahari terbenam.
Allah berfirman: "Bertasbihlah dengan memuji Allah, sebelum
matahari terbit dan sebelum matahari terbenam." (Qaaf [50]: 39).
Hanya saja, jika tidak sempat dilakukan di waktu tersebut atau kelupaan
maka boleh dilakukan setelah terbit matahari (untuk pagi) atau setelah terbenam
(untuk sore). (Fiqh al-Ad'iyah: 3/11).
Dibagikan melalui aplikasi "Apa Doanya". Tersedia untuk
Android, BlackBerry 10, Windows Phone/Desktop, Windows 10, Nokia X, Firefox OS
dan BlackBerry OS 6-7. Unduh di http://wp.me/p3ieiY-b