Yang dimaksud husnudzan kepada Allah adalah sikap seorang hamba yang
merasa yakin bahwa dia akan diampuni Allah Dzat yang Maha Kasih Sayang di
detik-detik kematiannya. Sehingga dia lebih mengedepankan sikap berharap akan
kemurahan dan rahmat Allah.
Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhuma, beliau menceritakan: Saya
mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menyampaikan pesan berikut, tiga
hari sebelum beliau meninggal: Janganlah kalian mati, kecuali dalam keadaan
berhusnudzan kepada Allah 'azza wa jalla. HR. Ahmad, Muslim, Ibn Hibban, dst.
Ibnu Mas'ud menuturkan: Demi Allah, dimana tidak ada sesembahan yang
berhak disembah kecuali Dia, tidaklah seseorang berusaha berbaik sangka kepada
Allah, kecuali Allah akan memberikan apa yang dia harapkan. Karena semua
kebaikan ada di tangan-Nya.
Terkait dengan peribadatan kepada Allah, seorang hamba dituntut dua
hal:
- Mengedepankan rasa takut terhadap ancaman dan hukuman Allah. Dengan perasaan ini, seorang hamba tidak akan mudah melakukan maksiat.
- Mengedepankan rasa harap terhadap rahmat dan kasih sayang Allah. Dengan perasaan ini, seorang hamba akan banyak memohon kepada Allah.
Fudhail bin Iyadh mengatakan: Rasa takut itu lebih utama dari pada rasa
harap, jika seorang hamba itu masih sehat. Tapi jika mendekati kematian maka
rasa harap itu lebih afdhal dari pada rasa takut.
2. Berdoa Agar Meninggal Khusnul Khotimah Dan Di
Tempat Yang Mulia
Salah satu praktek yang menjadi contoh dalam hal ini adalah doa Umar
bin Khatab radhiyallahu 'anhu ketika hendak meninggal dunia. Dari Ummul
Mukminin, Hafshah binti Umar radhiyallahu 'anhuma, bahwa Umar pernah berdoa:
Ya Allah, anugerahkanlah untukku mati syahid di jalan-Mu, dan jadikan
kematianku di negeri Rasul-Mu shallallahu 'alaihi wa sallam. HR. Bukhari secara
mu'allaq dan dinyatakan maushul oleh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari.
Itulah doa yang dicontohkan orang shaleh. Anda bisa berdoa serupa
dengan itu, seperti minta khusnul khotimah, minta agar diwafatkan dalam kondisi
beribadah, memohon agar diwafatkan dalam kondisi syahid, atau doa semacamnya.
Anda juga bisa berdoa agar diwafatkan di tengah orang-orang shaleh.
Karena ketika jenazah anda berada di tengah-tengah mereka, akan banyak orang
shaleh, ahlut tauhid, yang mendoakan dan menshalati anda. Sebaliknya, kita
memohon perlindungan dari Allah, agar tidak diwafatkan di tengah pemuja kubur.
Karena jasad anda akan jadi bulan-bulanan banyak acara bid'ah yang tidak ada
dalilnya.
Allahu a'lam.
3. Doa Orang Sakit Menjelang Kematian/Tanpa
Harapan Hidup 1
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ وَارْحَمْنِيْ
وَأَلْحِقْنِيْ بِالرَّفِيْقِ اْلأَعْلَى
Allaahummagh-fir lii warhamnii wa alhiqnii bir-rofiiqil a'laa.
Ya Allah, ampuni aku, rahmati aku, dan kumpulkan aku bersama rekan-rekan
yang berada di atas (malaikat).
HR. Al-Bukhari 7/10, Muslim 4/1893.
Jika seseorang sudah merasakan dekatnya ajal, dia harus menjaga
lisannya dan terus berdzikir dan memohon ampunan kepada Allah. Hindari keluh
kesah, ingat dunia, ingat harta yang ditinggalkan, terus berdzikir dan memohon
ampunan kepada Allah.
Aisyah radhiyallahu 'anha, menuturkan: Saya mendengar Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam mengucapkan kalimat berikut sambil bersandar di
dadaku: (doa di atas). Dan itulah detik-detik kematian Nabi shallallahu 'alaihi
wa sallam. Meskipun beliau manusia yang paling sempurna, beliau tetap memohon
ampunan kepada Allah dan kasih sayang Allah.
4. Doa Orang Sakit
Menjelang Kematian/Tanpa Harapan Hidup 2
لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ اللَّهُ إِنَّ لِلْمَوْتِ
لَسَكَرَاتٍ
Laa ilaaha illallaah, inna lil mauti lasakaroot.
Tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah, sesungguhnya
mati itu mempunyai sekarat.
HR. Al-Bukhari 8/144 dengan Fathul Bari dalam hadits terdapat
keterangan siwak.
Nabi Shallallahu'alaihi wasallam memasukkan kedua tangannya ke dalam
air, lalu diusapkan ke wajahnya dan beliau mengucapkan: (doa di atas).
5. Doa Orang Sakit
Menjelang Kematian/Tanpa Harapan Hidup 3 (Dialog Dengan Allah)
لَا إِلَـٰهَ إِلاَّ اللَّهُ وَاللَّهُ
أَكْبَرُ، لَا إِلَـٰهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَا إِلَـٰهَ
إِلاَّ اللَّهُ لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ، لَا إِلَـٰهَ إِلاَّ اللَّهُ وَلاَ
حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ
Laa ilaaha illallaah wallaahu akbar, laa ilaaha illallaah wahdahu laa
syariika lah, laa ilaaha illallaah lahul mulku wa lahul hamdu, laa ilaaha
illallaah wa laa haula wa laa quwwata illaa billaah.
Tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah, Allah Maha
Besar, tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah, Yang Maha Esa,
tiada sekutu bagi-Nya, tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah,
hanya milik-Nya kerajaan dan segala puji, tidak ada sesembahan yang berhak
disembah kecuali Allah, tiada daya maupun kekuatan kecuali dengan pertolongan
Allah.
HR. Turmudzi 3430, Ibnu Majah 3794, dan dishahihkan Al-Albani.
Keterangan:
- Hendaknya si sakit membaca dzikir ini dengan penuh merenungi maknanya, karena dia ucapannya direspon oleh Allah.
- Dzikir ini bisa dibaca kapan saja, dalam posisi apa saja.
Hadis selengkapnya:
Hadis ini menggambarkan respon Allah terhadap kalimat yang dibaca
hamba-Nya:
Dari Abu Said al-Khudri dan Abu Hurairah radhiyallahu 'anhuma, mereka
berdua bersaksi bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
Siapa yang mengucapkan: "Tidak ada sesembahan yang berhak disembah
kecuali Allah dan Dia Maha Besar," maka Tuhannya membenarkannya dengan
berfirman: "Tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Aku dan Aku
Maha Besar."
Apabila dia mengucapkan: "Tidak ada sesembahan yang berhak
disembah kecuali Allah semata-mata Dia dan tiada sekutu bagi-Nya," maka
Allah berfirman: "Tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Aku
semata-mata Aku dan tiada sekutu bagi-Ku."
Jika dia mengucapkan: "Tidak ada sesembahan yang berhak disembah
kecuali Allah hanya milik-Nya kerajaan dan segala puji," maka Allah
berfirman: "Tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Aku hanya
milik-Ku kerajaan dan segala puji."
Dan jika dia membaca: "Tidak ada sesembahan yang berhak disembah
kecuali Allah dan tiada daya maupun kekuatan kecuali dengan Allah," maka
Allah menjawab: "Tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Aku dan
tiada daya maupun kekuatan kecuali dengan-Ku."
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melanjutkan sabdanya: Siapa yang
membacanya ketika sedang sakit, kemudian dia mati maka neraka tidak akan
memakannya.
6. Doa Orang Sakit Menjelang Kematian/Tanpa
Harapan Hidup 4
اَللَّهُمَّ أَحْيِنِي مَا كَانَتِ
الحَيَاةُ خَيْرًا لِي، وَتَوَفَّنِي إِذَا كَانَتِ الوَفَاةُ خَيْرًا لِي
Allaahumma ahyinii maa kaanatil hayaatu khoiron lii, wa tawaffanii
idzaa kaanatil wafaatu khoiron lii.
Ya Allah, panjangkan usiaku jika hidup itu lebih baik bagiku atau
wafatkanlah aku, jika mati itu lebih baik bagiku.
HR. Bukhari, Muslim, Nasa'i, Abu Daud, Turmudzi, Ibnu Majah dan yang
lainnya.
Hadis selengkapnya:
Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, Nabi shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda: Janganlah kalian berangan-angan mati disebabkan musibah yang
menimpanya. Kalaupun harus berangan-angan mati, hendaknya dia berdoa: (doa di
atas).
Keterangan:
- Orang yang sakit atau sedang mengalami musibah, tidak boleh berangan-angan mati, untuk mengakhiri musibah yang dia derita, baik karena sakit kronis atau cacat dalam tubuhnya.
- Kalaupun terpaksa harus berangan-angan mati, karena tidak tahan dengan derita yang dia alami, hendaknya tidak meminta kematian, tapi pasrahkan urusan ini kepada Allah. Karena dia tahu hal terbaik untuk kita. Doa di atas merupakan bentuk kepasrahan hamba kepada Rab-nya Yang Maha Bijaksana.
Dibagikan melalui aplikasi "Apa Doanya". Tersedia untuk
Android, BlackBerry 10, Windows Phone/Desktop, Windows 10, Nokia X, Firefox OS
dan BlackBerry OS 6-7. Unduh di http://wp.me/p3ieiY-b