لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ اللَّهُ
Laa ilaaha illallaah.
Tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah.
HR. Abu Dawud 3/190 dan lihat Shahihul Jami' 5/432.
Ketika seseorang hendak meninggal dunia, maka orang yang dicintai si sakit dianjurkan untuk mentalqin-nya. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Talqinlah orang yang hendak meninggal dengan ucapan: (kalimat di atas). Karena siapa yang kalimat terakhirnya (kalimat di atas) ketika mati, maka dia akan masuk surga pada suatu saat nanti, meskipun dia mendapatkan adzab sebelumnya. (Shahih Ibn Hiban).
Hadits di atas menunjukkan bahwa talqin, yang diajarkan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, dilakukan sebelum orangnya meninggal, BUKAN setelah meninggal.
Caranya:
• Perintahkan si sakit untuk mengucapkan: (kalimat di atas).
• Jika dia belum mengucapkannya, ulangi perintahnya.
• Jika si sakit sudah mengucapkannya, maka jangan diajak bicara sedikitpun dan jangan melakukan sesuatu yang mengundang perhatian si sakit.
Hendaknya yang mentalqin adalah orang terdekat si sakit, seperti ibunya, ayahnya, kakaknya, suaminya, istrinya atau yang lainnya. Artinya, tidak harus tokoh masyarakat.
2. Doa Memejamkan Mata Jenazah
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِفُلاَنٍ (بِاسْمِهِ) وَارْفَعْ دَرَجَتَهُ فِي الْمَهْدِيِّيْنَ، وَاخْلُفْهُ فِيْ عَقِبِهِ فِي الْغَابِرِيْنَ، وَاغْفِرْ لَنَا وَلَهُ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ، وَافْسَحْ لَهُ فِيْ قَبْرِهِ وَنَوِّرْ لَهُ فِيْهِ
Allaahummaghfir lifulaan (bismihi), warfa' darojatahu fiil mahdiyyiin, wakhlufhu fii 'aqibihi fiil ghoobiriin, waghfir lanaa wa lahu, yaa robbal 'aalamiin, wafsah lahu fii qobrihi wa nawwir lahu fiihi.
Ya Allah, ampunilah si Fulan (hendaklah menyebut namanya), angkatlah derajatnya bersama orang-orang yang mendapat petunjuk, berilah penggantinya bagi orang-orang yang ditinggalkan sesudahnya. Dan ampunilah kami dan dia, wahai Tuhan seru sekalian alam. Lebarkan kuburannya dan berilah penerangan di dalamnya.
HR. Muslim 2/634.
Setelah meninggal, hendaknya mata jenazah dipejamkan dan didoakan kebaikan untuknya, seperti memohonkan ampunan dan rahmat.
Dari Ummu Salamah radhiyallahu 'anha, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjenguk Abu Salamah ketika meninggal, sementara matanya terbelalak, kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memejamkannya. Lalu beliau bersabda: "Sesungguhnya ruh apabila dicabut, dia diikuti oleh mata." Akhirnya keluarga Abu Salamah banyak berteriak histeris. Mendengar itu, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berpesan kepada mereka: "Janganlah kalian mendoakan keburukan untuk diri kalian, berdoalah yang baik. Sesungguhnya malaikat MENGAMINKAN apa yang kalian ucapkan." (Malaikat mengaminkan doa pentakziah). Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berdoa: (doa di atas).
3. Doa Shalat Jenazah 1
Pada rakaat pertama membaca Al-Fatihah dan dianjurkan membaca surat yang lain.
Thalhah bin Abdillah bin Auf mengatakan: Saya shalat jenazah di belakang Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma, beliau membaca Al-Fatihah dan surat yang lain, dan beliau mengeraskannya, hingga kami bisa mendengarnya. Seusai shalat, saya menjabat tangan beliau dan mempertanyakannya kepada beliau. Kemudian beliau menjawab: "Aku keraskan bacaannya agar kalian tahu bahwa itu termasuk sunah dan ajaran yang benar."
HR. Bukhari 1135 dan Nasa'i 1987.
4. Doa Shalat Jenazah 2
Pada takbir kedua, membaca shalawat untuk Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.
Berdasarkan hadis dari Abu Umamah, bahwa beliau mendengar salah seorang sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bercerita: Yang sesuai sunnah (petunjuk) dalam shalat jenazah, imam bertakbir, kemudian membaca Al-Fatihah setelah takbir pertama dengan lirih, kemudian membaca shalawat, kemudian mengkhususkan doa untuk jenazah di takbir-takbir yang lain.
Catatan:
Tidak ada lafal shalawat khusus untuk shalat jenazah. Karena itu, bacaan shalawat dalam shalat jenazah sama dengan bacaan shalawat ketika tasyahud.
HR. As-Syafii dalam Al-Umm, Al-Baihaqi dan Ibnul Jarud.
5. Doa Shalat Jenazah 3
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ، وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ، وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ اْلأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ، وَأَهْلاً خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ، وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ، وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ (وَعَذَابِ النَّارِ)
Allaahummaghfir lahu warhamhu wa 'aafihi wa'fu 'anhu, wa akrim nuzulahu, wa wassi' madkholahu, waghsilhu bilmaa-i wats-tsalji wal barod, wa naqqihi minal khothooyaa kamaa naqqoitats-tsaubal abyadho minad-danas, wa abdilhu daaron khoiron min daarihi, wa ahlan khoiron min ahlihi, wa zaujan khoiron min zaujihi, wa adkhilhul jannata, wa a'idzhu min 'adzaabil qobri (wa 'adzaabin-naar).
Ya Allah, ampunilah dia (mayit), berilah rahmat kepadanya, selamatkanlah dia (dari beberapa hal yang tidak disukai), maafkanlah dia dan tempatkanlah di tempat yang mulia (Surga), luaskan kuburannya, mandikan dia dengan air, salju dan air es. Bersihkan dia dari segala kesalahan, sebagaimana Engkau membersihkan baju yang putih dari kotoran. Gantikanlah rumah yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), keluarga (atau istri di Surga) yang lebih baik daripada keluarganya (di dunia), istri (atau suami) yang lebih baik daripada istrinya (atau suaminya), dan masukkan dia ke Surga, jagalah dia dari siksa kubur dan Neraka.
HR. Muslim 2/663.
Pada takbir ke-3 dan ke-4 dalam shalat jenazah, membaca doa PERTAMA: (doa di atas).
Hadits selengkapnya:
Dari Auf bin Malik radhiyallahu 'anhu, bahwa beliau melihat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melakukan shalat jenazah dan beliau mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam membaca: (doa di atas).
Keterangan:
Bukankah seorang mukmin akan dikumpulkan kembali dengan keluarganya dan istrinya sebagai bidadarinya? Lalu apa makna "Gantikanlah keluarga yang lebih baik daripada keluarganya, istri yang lebih baik daripada istrinya…"?
Jawab:
Kata "mengganti" memiliki cakupan beberapa makna, diantaranya:
- Mengganti dzat bendanya.
- Mengganti sifatnya.Sehingga yang dimaksud dengan pertanyaan di atas adalah: gantikanlah sifat keluarga dengan yang lebih baik daripada sifat keluarganya ketika di dunia. Anggota keluarganya tetap sama sebagaimana di dunia, hanya saja sifatnya lebih baik. Demikian pula, gantikanlah perangai istrinya ketika di akhirat dengan sifat yang lebih baik daripada perangai istrinya ketika di dunia. (Demikian keterangan Imam Ibnu Utsaimin dalam Liqa'at Bab Al-Maftuh, volume 3, no. 25).
Allahu a'lam.
6. Doa Shalat Jenazah 4
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِحَيِّنَا وَمَيِّتِنَا وَشَاهِدِنَا وَغَائِبِنَا وَصَغِيْرِنَا وَكَبِيْرِنَا وَذَكَرِنَا وَأُنْثَانَا. اَللَّهُمَّ مَنْ أَحْيَيْتَهُ مِنَّا فَأَحْيِهِ عَلَى اْلإِسْلاَمِ، وَمَنْ تَوَفَّيْتَهُ مِنَّا فَتَوَفَّهُ عَلَى اْلإِيْمَانِ، اَللَّهُمَّ لاَ تَحْرِمْنَا أَجْرَهُ وَلاَ تُضِلَّنَا بَعْدَهُ
Allaahummaghfir lihayyinaa wa mayyitinaa wa syaahidinaa wa ghoo-ibinaa wa shoghiirinaa wa kabiirinaa wa dzakarinaa wa untsaanaa. Allaahumma man ahyaytahu minnaa fa-ahyihi 'alaal islaam, wa man tawaffaytahu minnaa fatawaffahu 'alaal iimaan. Allaahumma laa tahrimnaa ajrohu wa laa tudhillanaa ba'dahu.
Ya Allah, ampunilah orang yang hidup dan yang mati di antara kami, orang yang hadir dan yang tidak hadir, yang masih kecil dan yang sudah dewasa, laki-laki maupun perempuan. Ya Allah, orang yang Engkau hidupkan di antara kami, hidupkan dengan memegang ajaran Islam, dan orang yang Engkau matikan di antara kami, maka matikan dengan memegang keimanan. Ya Allah, jangan halangi kami untuk memperoleh pahalanya dan jangan sesatkan kami sepeninggalnya.
HR. Ibnu Majah 1/480, Ahmad 2/368 dan lihat Shahih Ibnu Majah 1/251.
Pada takbir ke-3 dan ke-4 dalam shalat jenazah, membaca doa KEDUA: (doa di atas).
Keterangan:
Makna "jangan halangi kami untuk memperoleh pahalanya": Dijelaskan An-Nawawi, maknanya bahwa seorang mukmin adalah saudara bagi mukmin yang lain. Maka kematiannya merupakan musibah bagi saudaranya. Orang yang shalat jenazah memohon agar mendapatkan pahala dari musibah kematian saudaranya ini.
7. Doa Shalat Jenazah 5
اَللَّهُمَّ إِنَّ فُلاَنَ بْنَ فُلاَنٍ فِيْ ذِمَّتِكَ، وَحَبْلِ جِوَارِكَ، فَقِهِ مِنْ فِتْنَةِ الْقَبْرِ وَعَذَابِ النَّارِ، وَأَنْتَ أَهْلُ الْوَفَاءِ وَالْحَقِّ. فَاغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Allaahumma inna fulaanabna fulaanin fii dzimmatika, wa habli jiwaarika, faqihi min fitnatil qobri wa 'adzaabin-naar, wa anta ahlul wafaa-i wal haqq. Faghfir lahu warhamhu innaka antal ghofuurur-rohiim.
Ya, Allah, sesungguhnya Fulan bin Fulan (sebut nama mayit) dalam tanggunganMu dan jaminan keamananMu. Peliharalah dia dari fitnah kubur dan siksa Neraka. Engkau adalah Maha Setia dan Maha Benar. Ampunilah dan kasihanilah dia. Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
HR. Ibnu Majah. Lihat Shahih Ibnu Majah 1/251 dan Abu Dawud 3/211.
Pada takbir ke-3 dan ke-4 dalam shalat jenazah, membaca doa KETIGA: (doa di atas).
Keterangan:
Makna "jaminan keamanan-Mu": Diantara kebiasaan masyarakat arab, mereka saling menolong antar-sesama suku. Jika ada seseorang yang hendak melakukan perjalanan jauh maka dia membuat perjanjian dengan pemimpin setiap kabilah untuk memberikan jaminan keamanan selama melewati daerahnya, sampai dia memasuki daerah yang lain dan dia melakukan perjanjian yang sama. Perjanjian semacam ini disebut Hablul Jiwar (jaminan keamanan) (Syarh Muhammad Fuad Abdul Baqi).
8. Doa Shalat Jenazah 6
اَللَّهُمَّ عَبْدُكَ وَابْنُ أَمَتِكَ اِحْتَاجَ إِلَى رَحْمَتِكَ، وَأَنْتَ غَنِيٌّ عَنْ عَذَابِهِ، إِنْ كَانَ مُحْسِنًا فَزِدْ فِيْ حَسَنَاتِهِ، وَإِنْ كَانَ مُسِيْئًا فَتَجَاوَزْ عَنْهُ
Allaahumma 'abduka wabnu amatika ihtaaja ilaa rohmatik, wa anta ghoniyyun 'an 'adzaabih, in kaana muhsinan fazid fii hasanaatih, wa in kaana musii-an fatajaawaz 'anhu.
Ya Allah, ini hambaMu, anak hambaMu perempuan (Hawa), membutuhkan rahmatMu, sedang Engkau tidak membutuhkan untuk menyiksanya. Jika ia berbuat baik, tambahkanlah dalam amalan baiknya, dan jika dia orang yang bersalah, maafkanlah kesalahannya.
HR. Al-Hakim. Menurut pendapatnya: Hadits tersebut adalah shahih. Adz-Dzahabi menyetujuinya 1/359, dan lihat Ahkamul Jana'iz oleh Al-Albani, halaman 125.
Keterangan:
Setelah membaca doa ini, dilanjutkan dengan membaca doa apapun yang dia kehendaki. (HR. At-Thabrani dalam Al-Kabir, 647).
9. Doa Shalat Jenazah Untuk Anak Kecil Yang Belum Baligh 1
اَللَّهُمَّ أَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ
Allaahumma a'idz-hu min 'adzaabil qobr.
Ya Allah, lindungilah dia dari siksa kubur. [1]
Apabila membaca doa berikut, maka itu lebih baik:
اَللَّهُمَّ اجْعَلْهُ فَرَطًا وَذُخْرًا لِوَالِدَيْهِ، وَشَفِيْعًا مُجَابًا. اَللَّهُمَّ ثَقِّلْ بِهِ مَوَازِيْنَهُمَا وَأَعْظِمْ بِهِ أُجُوْرَهُمَا، وَأَلْحِقْهُ بِصَالِحِ الْمُؤْمِنِيْنَ، وَاجْعَلْهُ فِيْ كَفَالَةِ إِبْرَاهِيْمَ، وَقِهِ بِرَحْمَتِكَ عَذَابَ الْجَحِيْمِ، وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ، وَأَهْلاً خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِأَسْلاَفِنَا، وَأَفْرَاطِنَا وَمَنْ سَبَقَنَا بِاْلإِيْمَانِ
Allaahummaj 'alhu farothon wa dzukhron liwaalidaihi, wa syafii'an mujaaban. Allaahumma tsaqqil bihi mawaaziinahumaa wa a'zhim bihi ujuurohumaa, wa alhiqhu bishoolihil mu'miniin, waj 'alhu fii kafaalati ibroohiim, wa qihi birohmatika 'adzaabal jahiim, wa abdilhu daaron khoiron min daarihi, wa ahlan khoiron min ahlihi. Allaahummaghfir li-aslaafinaa, wa afroothinaa wa man sabaqonaa bil iimaan.
Ya Allah, jadikanlah kematian anak ini sebagai pahala yang didahulukan, simpanan bagi kedua orang tuanya dan pemberi syafaat yang dikabulkan doanya. Ya Allah, dengan musibah ini, beratkanlah timbangan perbuatan mereka dan berilah pahala yang agung. Anak ini kumpulkan dengan orang-orang yang shalih dan jadikanlah dia dipelihara oleh Nabi Ibrahim. Peliharalah dia dengan rahmatMu dari siksaan Neraka Jahim. Berilah rumah yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), berilah keluarga (di Surga) yang lebih baik daripada keluarganya (di dunia). Ya Allah, ampunilah pendahulu-pendahulu kami, anak-anak kami, dan orang-orang yang mendahului kami dalam keimanan. [2]
[1] HR. Malik dalam Al-Muwaththa' I/288, Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushannaf 3/217, dan Al-Baihaqi 4/9. Syu'aib Al-Arnauth menyatakan, isnad hadits di atas shahih dalam tahqiqnya terhadap Syarhus Sunnah, karya Al-Baghawi 5/357.
Hadis selengkapnya:
Said bin Musayib pernah menceritakan: Saya pernah bermakmum di belakang Abu Hurairah, menshalati jenazah anak-anak yang belum melakukan dosa sama sekali. Aku mendengar Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu membaca doa: (doa di atas).
[2] Lihat Al-Mughni, karya Ibnu Qudamah 3/416 dan Ad-Durusul Muhimmah li 'Aammatil Ummah, oleh Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz, halaman 15.
10. Doa Shalat Jenazah Untuk Anak Kecil Yang Belum Baligh 2
اَللَّهُمَّ اجْعَلْهُ لَنَا فَرَطًا وَسَلَفًا وَأَجْرًا
Allaahummaj 'alhu lanaa farothon wa salafan wa ajron.
Ya Allah, jadikanlah kematian anak ini sebagai pahala yang didahulukan, simpanan, dan pahala bagi kami.
HR. Al-Baghawi dalam Syarah As-Sunnah 5/357, Abdurrazaq no. 6588 dan Al-Bukhari meriwayatkan hadits tersebut secara mu'allaq dalam Kitab Al-Janaiz, 65 bab Membaca Fatihatul Kitab Atas Jenazah 2/113.
Hadis Selengkapnya:
Hasan Al-Bashri, ketika menshalati jenazah anak kecil, beliau membaca Al-Fatihah (di takbir pertama), kemudian di takbir ketiga beliau berdoa: (doa di atas).
11. Doa Belasungkawa (Ta'ziyah)
إِنَّ لِلَّهِ مَا أَخَذَ، وَلَهُ مَا أَعْطَى وَكُلُّ شَيْءٍ عِنْدَهُ بِأَجَلٍ مُسَمًّى، فَلْتَصْبِرْ وَلْتَحْتَسِبْ
Inna lillaahi maa akhodza, wa lahu maa a'thoo wa kullu syai-in 'indahu bi-ajalin musamman, faltashbir wal tahtasib.
Sesungguhnya hak Allah adalah mengambil sesuatu dan memberikan sesuatu. Segala sesuatu yang di sisi-Nya dibatasi dengan ajal yang ditentukan. Oleh karena itu, bersabarlah dan carilah ridha Allah. HR. Al-Bukhari 2/80, Muslim 2/636.
Apabila seseorang berkata seperti berikut, maka itu adalah suatu perkataan yang baik:
أَعْظَمَ اللَّهُ أَجْرَكَ، وَأَحْسَنَ عَزَاءَكَ وَغَفَرَ لِمَيِّتِكَ
A'zhomallaahu ajroka, wa ahsana 'azaa-aka wa ghofara limayyitik.
Semoga Allah memperbesar pahalamu dan memperbagus dalam menghiburmu dan semoga diampuni mayatmu. An-Nawawi, Al-Adzkar, hal. 126.
12. Doa Memasukkan Jenazah Ke Liang Kubur 1
بِسْمِ اللَّهِ وَعَلَى سُنَّةِ رَسُوْلِ اللَّهِ
Bismillaahi wa 'alaa sunnati rosuulillaah.
Dengan nama Allah dan sesuai petunjuk Rasulullah.
HR. Abu Dawud 3/314 dengan sanad yang shahih.
13. Doa Memasukkan Jenazah Ke Liang Kubur 2
بِسْمِ اللَّهِ وَعَلَى مِلَّةِ رَسُوْلِ اللَّهِ
Bismillaahi wa 'alaa millati rosuulillaah.
Dengan nama Allah dan sesuai petunjuk Rasulullah.
HR. Imam Ahmad, sanadnya shahih.
Hadis selengkapnya:
Dari Ibnu Umar radhiyallau 'anhuma, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ketika beliau meletakkan mayit di kuburnya, beliau membaca: (doa di atas).
14. Doa Setelah Jenazah Dimakamkan
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ اَللَّهُمَّ ثَبِّتْهُ
Allaahummaghfir lahu, allaahumma tsabbit-hu.
Ya Allah ampunilah dia, Ya Allah teguhkanlah dia (untuk menjawab pertanyaan malaikat).
HR. Abu Dawud 3/315 dan Al-Hakim, ia menshahihkannya dan disepakati oleh Adz-Dzahabi 1/370.
Doa ini dibaca oleh semua pengiring jenazah setelah pemakaman sempurna, sambil berdiri sejenak di samping makam.
Adalah Nabi Shallallahu'alaihi wasallam apabila selesai memakamkan mayat, beliau berdiri di atasnya (di samping makam) lalu bersabda: "Mintalah ampun kepada Allah untuk saudaramu, dan mohonkan agar dia teguh dan tahan hati (ketika ditanya oleh dua malaikat), sesungguhnya dia sekarang sedang ditanya."
15. Doa Ziarah Kubur
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ أَهْلَ الدِّيَارِ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللَّهُ بِكُمْ لاَحِقُوْنَ. (وَيَرْحَمُ اللَّهُ الْمُسْتَقْدِمِيْنَ مِنَّا وَالْمُسْتَأْخِرِيْنَ). نَسْأَلُ اللَّهَ لَنَا وَلَكُمُ الْعَافِيَةَ
Assalaamu 'alaikum ahlad-diyaari minal mu'miniina wal muslimiin, wa innaa in syaa-allaahu bikum laa hiquuna. (Wa yarhamullaahul mustaqdimiina minnaa wal musta'khiriina). Nas-alullaaha lanaa wa lakumul 'aafiyah.
Semoga kesejahteraan untukmu, wahai penduduk kampung (barzakh), dari orang-orang mukmin dan muslim. Sesungguhnya kami -insya Allah- akan menyusul kalian. (Semoga Allah merahmati orang yang mendahului diantara kita dan mereka yang menyusul kemudian). Kami mohon kepada Allah untuk kami dan kamu, agar diberi keselamatan (dari apa yang tidak diinginkan).
HR. Muslim 2/671 dan Ibnu Majah. Lafazh hadits di atas milik Ibnu Majah 1/494, sedangkan doa yang ada di antara dua kurung, menurut riwayat Muslim, 2/671.
Dibagikan melalui aplikasi "Apa Doanya". Tersedia untuk Android, BlackBerry 10, Windows Phone/Desktop, Windows 10, Nokia X, Firefox OS dan BlackBerry OS 6-7. Unduh di http://wp.me/p3ieiY-b