Bolehkah Makan di Dalam masjid?
Bagaimana hukum makan di masjid?
apakah dilarang? Krn ada sebagian masjid yang melarangnya.
Jawab:
Bismillah was shalatu was salamu
‘ala Rasulillah, wa ba’du,
Dalam islam, fungsi masjid tidak
hanya untuk shalat atau I’tikaf. Dulu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
melakukan banyak aktivitas bersama para sahabatnya di masjid. beliau mengajar
di masjid, menyiapkan pasukan di masjid, mendengarkan obrolan dan syair mereka
di masjid. Hanya saja, mereka senantiasa menjaga kehormatan masjid, dengan
tidak mengangkat suara di masjid.
Di sana ada beberapa perbuatan
yang dilarang untuk dilakukan di masjid, seperti jual beli, atau mengumumkan
barang hilang. Karena perbuatan ini bertentangan dengan kehormatan masjid.
Mengenai hukum jual beli di
masjid, anda bisa pelajari: Hukum Jual Beli di Masjid
Makan minum dan tidur, selama
tidak dijadikan kebiasaan, termasuk kegiatan yang boleh dilakukan di masjid.
Karena tidak bertentangan dengan kehormatan masjid. Seperti yang
dilakukan ketika I’tikaf.
Sahabat Abdullah bin Harits
az-Zubaidi mengatakan,
كُنَّا نَأْكُلُ عَلَى عَهْدِ
رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فِى الْمَسْجِدِ الْخُبْزَ وَاللَّحْمَ
Di zaman Nabi Kami makan roti dan
daging di dalam masjid. (HR. Ibnu Majah 3425, dan dishahihkan al-Albani)
An-Nawawi mengatakan,
قال الشافعي والأصحاب: يجوز
للمعتكف وغيره أن يأكل في المسجد ويشرب ويضع المائدة، ويغسل يده بحيث لا يتأذى
بغسالته أحد، وإن غسلها في الطست فهو أفضل، …. قال أصحابنا: ويستحب للآكل أن يضع
سفرة ونحوها ليكون أنظف للمسجد وأصون
As-Syafi’i dan para ulama
syafi’iyah mengatakan, boleh bagi orang yang I’tikaf atau yang lainnya untuk
makan, minum, dan membawa makanan di masjid. Demikian pula cuci tangan di
masjid, selama kotorannya tidak mengganggu orang lain. Jika cuci tangan
dilakukan di wadah, itu lebih bagus…. Para ulama syafi’iyah mengatakan,
“Dianjurkan bagi orang yang makan untuk memasang alas atau semacamnya agar
lebih menjaga kebersihan masjid.” (al-Majmu’, 6/534).
Keterangan yang lain disampaikan
oleh Syaikhul Islam. Beliau memberikan batasan,
إن الأكل والنوم في المسجد لا بأس
به ما لم يتخذ عادة
Makan dan tidur di masjid
diperbolehkan, selama tidak dijadikan kebiasaan. (al-Fatawa al-Mishriyah)
Bagaimana Jika itu Mengotori
Majid?
Jika ada kegiatan yang
menyebabkan masjid menjadi kotor, maka kaffarahnya (penebusnya) adalah dengan
membersihkannya.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu
‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْبُصَاقُ فِي الْمَسْجِدِ
خَطِيئَةٌ وَكَفَّارَتُهَا دَفْنُهَا
Meludah di masjid adalah
kesalahan, kaffarahnya adalah menguburnya. (HR. Ahmad 13112, Nasai 731, dan
dishahihkan al-Albani)
Bagaimana Jika Ada Takmir yang
Melarang?
Jika takmir membuat aturan,
dilarang makan di masjid, maka jamaah wajib untuk mentaatinya. Karena aturan
ini menjadi syarat bagi siapa saja yang mampir di masjid ini. Sehingga jamaah
wajib menghargainya, terlepas dari latar belakang apapun pelarangan ini.
Dan tentu saja, takmir melarang
ini untuk kemaslahatan masjid dan jamaah. Sebagai penggantinya, jamaah bisa
makan di serambi atau di luar ruangan.
Allahu a’lam.
Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur
Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)